I. Supervisi pengajaran adalah bantuan teknis untuk
meningkatkan kemampuan professional Guru sehingga mereka dapat mengembangkan
pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Syarat-syarat yang harus dipenuhi agar
bantuan itu diterima oleh guru yang dibantu antara lain sebagai berikut:
a.
Melakukan
pendekatan dengan memperhatikan kebutuhan bawahan.
b.
Berusaha
menciptakan saling percaya-mempercayai.
c.
Berusaha
menciptakan saling harga menghargai.
d.
Simpati
terhadap perasaan bawahan.
e.
Memiliki
sifat bersahabat.
f.
Menumbuhkan
peran serta bawahan dalam pembuatan keputusan dan kegiatan lain
g.
Mengutamakan
pengarahan diri, disiplin diri, dan pengontrolan diri.
Menurut Piet
A. Sahertian ada 3 pendekatan yang bisa dilakukan terhadap guru yang kurang bermutu antara lain
:
1. Menggunakan
pendekatan Direktif.
yaitu pendekatan terhadap masalah yang bersifat
langsung. Supervisor memberikan arahan langsung. Sudah tentu pengaruh prilaku
supervisor lebih dominan. Pendekatan direktif ini berdasarkan pada pemahaman
terhadap psyikologi behaviorisme, yaitu segala perbuatan berasal dari refleks,
yaitu respon terhadap ransangan dan stimulus. Oleh karena guru ini mengalami
kekurangan maka perlu diberikan ransangan agar ia bisa bereaksi. Supervisor ini
dapat menggunakan penguatan atau hukuman. Pendekatan seperti ini dapat
dilakukan dengan prilaku supervisor seperti berikut ini.
a.
Menjelaskan
b.
Menyajikan
c.
Mengarahkan
d.
Memberi
contoh
e.
Menetapkan
tolak ukur
f.
Menguatkan.
2. Pendekatan
tidak langsung (Non-Direktif )
Pendekatan tidak langsung adalah cara pendekatan terhadap permasalahan yang sifatnya tidak
langsung. Perilaku supervisor tidak secara langsung menunjukkan permasalahan,
tapi ia terlebih dahulu mendengarkan secara aktif apa yang dikemukakan oleh
guru-guru. Ia memberikan kesempatan sebanyak mungkin kepada guru dalam
mengemukakan permasalahan yang mereka alami. Dan pendekatan ini berdasarkan
pada pemahaman psyicologis humanistik. Pysikologi humanistik ini sangat
menghargai orang yang akan dibantu. Oleh karena pribadi guru yang dibina begitu
dihormati, maka ia lebih banyak mendengarkan permasalahan yang dihadapi guru-guru
dan guru mengemukakan permasalahannya. Supervisor mencoba mendengarkan dan
memahami apa yang dialami guru-guru.
Supervisor dalam pendekatan non
direktif adalah sebagai berikut:
a. Mendengarkan
b. Memberikan penguatan
c. Menjelaskan
d. Menyajikan
e. Memecahkan masalah.
3. Pendekatan
kolaboratif
Yang dimaksud dengan pendekatan kolaboratif ialah cara
pendekatan yang memadukan cara pendekatan direktif dan non direktif menjadi
pendekatan cara baru. Pada pendekatan
ini baik supervisor maupun guru bersama-sama, bersepakat untuk menetapkan
struktur, proses dan kreteria dalam melaksanakan proses percakapan terhadap
malahsalah yang dihadapi guru. Pendekatan ini didasarkan pada psikologi
kognitif, yakni beranggapan bahwa belajar adalah hasil paduan antara kegiatan
individu dengan lingkungan pada gilirannya nanti berpengaruh dalam pembentukan
aktivitas individu. Perilaku supervisor adalah sebagai berikut:
a.
Menyajikan
b.
Menjelaskan
c.
Mendengarkan
d.
Memecahkan
masalah
e.
Negosiasi
II. Supervisi
pengajaran harus dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip supervisi
pengajaran. Prinsip-prinsip pengajaran antara lain ialah sebagai berikut :
a. Prinsip
ilmiah
Prinsip ini memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
·
Kegiatan
supervisi dilaksanakan berdasarkan data objektif yang dapat diperoleh dalam kenyataan pelaksanaan proses
belajar mengajar.
·
Untuk
memperoleh data ditetapkan alat perekam data, seperti angket, observasi, dan
percakapan pribadi.
·
Setiap kegiatan supervisi dilaksanakan
secara sistematis, berencana dan kontinue.
b. Prinsip
demokratis
Prinsip
demokratis yakni servis dan bantuan yang diberikan kepada guru berdasarkan hubungan kemanusiaan yang akrab
dan kehangatan sehingga guru-guru merasa aman untuk mengembangkan tugasnya.
c. Prinsip
kerjasama
Yakni mengembangkan usaha
bersama atau istilah supervisi” sharing of idea”, mensharing of experience,
yakni memberi support, mendorong, menstimulasi guru, mereka merasa tumbuh
bersama.
d. Prinsip
konstruktif dan kreatif
Dalam prinsip ini setiap
guru akan merasa termotivasi dalam mengembangkan potensi kreatifitas, kalau
supervisi mampu menciptakan suasana kerja yang menyenangkan, bukan melalui
cara-cara menakutkan.
Sementara prinsip-prinsip
pengajaran yang lain adalah sebagai berikut:
·
Sistematis
yaitu dikembangkan dengan perencanaan yang matang.
·
Objektive
yaitu memberikan masukan sesuai dengan aspek yang diperbaiki.
·
Realistis
artinya supervisi didasarkan pada kenyataan yang sebenarnya yaitu pada hal-hal
yang sesungguhnya dilakukan oleh guru dan staf sekolah.
·
Antisipatif
artinya supervisi diarahkan untuk menghadapi masalah-masalah yang mungkin
terjadi.
·
Komunikatif
artinya supervisi memberikan saran perbaikan kepada yang disupervisi dan pihak
yang disupervisi dapat menerimanya.
·
Kreatif
artinya mengembangkan kreatifitas dan inisiatif guru dalam mengembangkan proses
pembelajaran.
·
Kooperatif
artinya supervisi mengembangkan perasaan kebersamaan atau kerjasama dengan
semua pihak yang terkait.
·
Kekeluargaan
artinya supervisi mempertimbangkan saling asah, asuh, asih, dan Tut wuri handayani.
III. Teknik
“observasi kelas” harus dilaksanakan karena melalui observsi kelas, supervisor
dapat mengobservasi situasi belajar mengajar yang sebenarnya, ada 2 macam
observasi kelas yakni :
a.
Observasi
langsung (direct observation) yakni dengan menggunakan alat observasi,
supervisor mencatat absen yang dilihat pada saat guru sedang mengajar.
b.
Observasi
tidak langsung (indirect observation) yakni orang yang diobservasi dibatasi
oleh ruang kaca dimana murid-murid tidak
mengetahuinya.
Adapun tujuan observasi ini
antara lain yaitu untuk memperoleh data yang seobjektif mungkin sehingga bahan
yang diperoleh dapat digunakan untuk menganalisis kesulitan-kesulitan yang
dihadapi oleh guru-guru dalam usaha memperbaiki hal belajar mengajar.
Bagi guru sendiri data yang
dianalisis akan dapat membantu untuk mengubah cara-cara mengajar guru kearah
yang lebih baik. Sementara bagi siswa sendiri tentunya dapat menimbulkan
pengaruh positif terhadap kemajuan belajar mereka.
Adapun prosedur pelaksanaan
observasi kelas yang baik antara lain :
1.
Menciptakan
situasi yang wajar (bagaimana cara masuk kedalam kelas), mengambil tempat
didalam kelas yang tidak menjadi pusat perhatian anak-anak, tidak mencampuri guru yang
sedang mengajar, sikap ketika mencatat tidak akan menimbulkan prasangka dari
pihak guru.
2.
Harus
dapat membedakan mana yang penting untuk dicatat dan mana yang kurang penting.
3.
Bukan
melihat kelemahan, melainkan melihat bagaimana memperbaikinya.
4.
Harus
diperhatikan kegiatan atau reaksi murid-murid tentang proses belajar mengajar.
IV. Seorang
Supervisor (kepala sekolah/pengawas) harus memiliki pribadi yang terpuji atau
baik.
Seorang supervisor
hendaknya memiliki ciri-ciri pribadi sebagai guru yang baik memiliki pembawaan
kecerdasan yang tinggi, pandangan yang luas mengenai proses pendidikan dalam
masyarakat, kepribadian yang menyenangkan dan kecakapan melaksanakan human
relation yang baik.
Seorang supervisor yang baik selalu merasa
dibimbing oleh penemuan-penemuan yang telah didapat dari hasil-hasil penelitian
pendidikan dan mempunyai kesempatan untuk menyatakan pendapat- pendapat itu didalam diskusi
kelompok dan pertemuan perseorangan .
Menurut Kimbasells Wiks
“seorang supervisor berurusan dengan persiapan kepemimpinan yang efektif dan
baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut”:
1.
Berpengetahuan
luas tentang seluk beluk semua pekerjaan yang berada dibawah pengawasan
2.
Menguasai
benar-benar rencana dan program yang telah digariskan yang akan dicapai oleh setiap
lembaga dan bagian.
3.
Berwibawa
dan memiliki kecakapan praktis tentang teknik-teknik kepengawasan, terutama
human relation.
4.
Memiliki
sifat jujur, tegas, konsekuen, ramah dan rendah hati.
5.
Berkemauan
keras, rajin, bekerja demi tercapainya tujuan atau program yang telah disusun.
V.
Proses pelaksanaan supervisi klinis oleh pengawas
dalam supervisi klinis harus dilaksanakan dalam tiga tahap antara lain sebagai
berikut:
1. Tahap pertemuan awal
a.
menciptakan
suasana yang akrab antara supervisor guru.
b.
melakukan
kajian ulang RPP yang telah dibuat oleh guru.
c.
mengidentifikasikan
komponen keterampilan beserta indikator yang akan diobservasi.
d.
mendiskusikan
bersama, mendapatkan kesepakatan tentang instrumen observasi yang dipilih atau
dikembangkan.
2. Tahap observasi kelas
Supervisor mengadakan pengamatan secara
langsung terhadap cara guru mengajar, dengan mengadakan diskusi balikan antara
supervisor dan guru yang bersangkutan, yang dimaksud dengan diskusi balikan
ialah diskusi yang dilakukan segera setelah guru selesai mengajar dan bertujuan
untuk memperoleh balikan tentang kebaikan maupun kelemahan yang terdapat selama
guru mengajar, serta bagaimana usaha
untuk memperbaikinya.
Dikatakan supervisi klinis karena
prosedur pelaksanaannya lebih ditekankan kepada mencari sebab-sebab
kelemahan-kelemahan yang terjadi dalam proses belajar mengajar dan kemudian
secara langsung pula diusahakan bagaimana memperbaiki kelemahan dan kekurangan
tersebut.
Daftar Pustaka
Purwanto,
Ngalim. (2009).
Administrasi dan Supervisi Pendidikan.
Bandung: Rosdakarya. Sergiovanni,
Piet A. Sahertian . (2008). Konsep dasar dan teknik
supervisi pendidikan. Jakarta : Rineka cipta.
http://mohamad-haris.blogspot.com/2011/10/konsep-dasar-supervisi-pendidikan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar