Pendidikan
mempunyai peranan yang sangat penting dalam peningkatan kualitas sumber daya
manusia.Pendidikan mempengaruhi secara penuh pertumbuhan ekonomi suatu bangsa.Pendidikan
memperkuat kemampuan dalam memanfaatkan teknologi demi kemajuan di bidang
sosial dan ekonomi.Karena manfaatnya yang begitu luas dan dapat meresap ke
berbagai bidang,maka pembiayaan pendidikan seyogianya harus menjadi perhatian
utama bagi pemerintah dan masyarakat.Transaktor ekonomi yang berhubungan dengan
pendidikan dapat dibedakan menjadi dua golongan,yaitu(1) golongan produsen dan
(2) golongan konsumen.Para produsen pendidikan terdiri dari pendidik,pengelola
pendidikan badan/lembaga pemerintah dan swasta,dan keluarga yang membantu
mendidik anak-anak di rumah.Sedangkan para konsumen (Costumers) pendidikan
dapat terdiri dari orang tua siswa,siswa itu sendiri dan masyarakat secara
umum.Dalam hubungan dengan biaya dan manfaat,pendidikan dapat dipandang sebagai
salah satu bentuk investasi ( Human Investment ). Nilai modal
manusia(Human Capital) suatu bangsa tidak hanya ditentukan oleh jumlah
populasi penduduk atau tenaga kerja kasar (
labour intensif),tetapi sangat
ditentukan oleh tenaga kerja intelektual (brain intensif). Adam Smith(1952)
mengatakan bahwa kesejahteraan dan kekayaan suatu bangsa sangat bergantung pada
keunggulan intelegensia dan intelektual. Bank Dunia dengan program
internasionalnya telah mengukuhkan kepercayaan terhadap peranan investasi
sumber daya manusia bagi pertumbuhan ekonomi ( Word Developmen Report,1980).Pendidikan dalam operasionalnya tidak
dapat dilepaskan dari masalah biaya.Biaya pendidikan yang dikeluarkan untuk
penyelenggaraan pendidikan tidak akan tampak hasilnya secara nyata dalam waktu
yang relatif singkat.Oleh karena itu,uang yang dikeluarkan di bidang pendidikan
sebagai bentuk investasi pada priode tertentu. Mengacu kepada konsep di atas,maka
masalah pembiayaan menjadi sangat strategis untuk dikaji.Untuk mengukur berbagai
aspek manfaat dan biaya pendidikan,akan dibahas dalam book report ini.
2. INTISARI
BUKU
A. KONSEP PENBIAYAAN PENDIDIKAN
a. Konsep Dasar Ekonomi
Ilmu ekonomi menanyakan barang apa , bagaimana
dan untuk siapa barang dan jasa itu diproduksi; menganalisis setiap gerakan dan
perubahan yang terjadi dalam keseluruhan ekonomi; mempelajari perdagangan di antara berbagai negara; memilih berbagai
sumber daya yang relative terbatas;
suatu studi tentang uang,perbankan,modal,dan kekayaan ; suatu disiplin
ilmu yang berkenaan dengan efesiensi,pengalokasian sumber – sumber yang langka (scarcity)
untuk mencapai tingkat kepuasan yang setinggi-tinginya (Thomas H.Jones,1985) ;
studi tentang produksi dan
distribusi semua barang yang konkret (tangible)
maupan jasa atau barang yang sifatnya abstrak(intangible).
b. Konsep Dasar Pendidikan
Ilmu pendidikan mempelajari
proses pembentukan kepribadian manusia dengan kegiatan belajar yang dirancang
secara sadar dan sistematik dalam interaksi antara pendidik dan peserta didik.
Dalam kamus Webster’s New World Dictionary (1962),pendidikan dirumuskan sebagai
proses pengembangan dan latihan yang mencakup pengetahua (knowledge), ketrampilan(skill)
dan kepribadian ( character). Pendidikan mencakup proses dalam menghasilkan (production)
dan transfer (distribution) ilmu pengetahuan
yang dilakukan oleh individu atau organisasi belajar(learning
organization).
c. Konsep Dasar Ekonomi Pendidikan
Ekonomi pendidikan
adalah suatu studi tentang bagaimana manusia ,baik secara perorangan maupun di
dalam kelompok masyarakatnyamembuat keputusan dalam rangka mendayagunakan
sumber-sumber daya yang terbatas agar dapat menghasilkan berbagai bentuk
pendidikan dan latihan, pengembangan
ilmu pengetahuan dan ketrampilan, pendapat, sikap dan nilai-nilai khususnya
melalui pendidikan formal,serta bagaimana mendiskusikannya secara merata (equal)
dan adil (equality) di antara berbagai kelompak masyarakat ( Elchanan
Cohn,1979)
B. ANALISIS MANFAAT BIAYA
Biaya dalam
pendidikan meliputi biaya lansung(direct cost) dan biaya tidak lansung
(indirect
cost).Biaya lansung berupa pembelian alat-alat pelajaran, sarana belajar,
biaya trnsportasi,gaji guru,baik yang dikeluarkan oleh pemerintah,orang
tua,maupun siswa sendiri.Sedangkan biaya tidak lansung berupa keuntungan yang
hilang (earning forgone) dalam bentuk biaya kesempatan yang hilang (opportunity
cost) yang dikorbankan oleh siswa selama belajar (Alan Thomas,1976;Cohn,1979;Thomas
Jone,1985 ).
b. Mengukur Biaya Pendidikan
Biaya
pendidikan bukan hanya berbentuk uang atau rupiah,tetapi juga dalam bentuk
biaya kesempatan(Opportunuty cost).Biaya kesempatan sering disebut (income
forgone) yaitu potensi pendapatan bagi seorang siswa sela ia
menyelesaikan studi. Biaya pendidikan terdiri dari biaya lansung(direct
cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost) atau biaya kesempatan
( opportunity
cost).Dengan demikian biaya keseluruhan (C) selama di SMU terdiri dari
biaya lansung (L) dan biaya tidak langsung (K).Biaya satuan persiswa adalah
biaya rata-rata persiswa yang dihitung dari total pengeluaran sekolah dibagi
seluruh siswa yang ada di sekolah ( enrolllment) dalam kurun waktu
tertentu.Dalam menentukan biaya satuan terdapat dua pendekatan yaitu pendekatan
makro dan mikro.Pendekatan makro mendasarkan perhitungan pada keseluruhan
jumlah pengeluaran pendidikan yang diterima dari berbagai sumber dana kemudian
dibagi jumlah murid.Pendekatan mikro mendasarkan perhitungan biaya berdasarkan
alokasi pengeluaran per komponen
pendidikan yang digunakan oleh murid.
c. Mengukur Manfaat Pendidikan
Keuntungan
pendidikan tidak selalu dapat diukur dengan standar nilai ekonomi atau
uang. Manfaat pendidikan di samping memiliki nilai ekonomi ,juga memiliki nilai
sosial.Ada empat kategori yang dapat dijadikan indikator dalam menentukan
tingkat keberhasilan pendidikan, yaitu :
1.dapat tidaknya seseorang lulusan
melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi,
2.dapat tidaknya memperoleh
pekerjaaan,
3.besarnya penghasilan( gaji ) yang diterima.
4.sikap prilaku dalam kontek sosial,budaya, dan
politik.
C. EFESIENSI PENDIDIKAN
a. Konsep Efesiensi
Pendidikan
Efesiensi pendidikan artinya memiliki kaitan
antara pendayagunaan sumber-sumber
pendidikan yang terbatas sehingga mencapai optimalisasi yang tinggi. Untuk
mengetahui efesiensi biaya pendidikan biasanya digunakan metode
analisis keefektifan biaya (cost efectiveness method ) yaitu
memperhitungkan besarnya kontribusi setiap masukan pendidikan terhadap
efektifitas pencapaian tujuan pendidikan atau prestasi belajar.
b.Efesiensi Internal
Cara yang dapat dilakukan untuk
mengukur efesiensi internal adalah
sebagai berikut :
1. Rata-rata lama belajar ( Average Study Time )
Contoh: Jika di suatu sekolah hanya
terdapat tiga orang lulusan masing-masing menghabiskan waktu 3 tahun, 4 tahun, dan 5 tahun, maka lama belajar rata-rata adalah:
|
Jadi, rata-rata lama waktu belajar
seorang lulusan adalah 4 tahun,setahun lebih lama dari waktu ideal belajar untuk SLTP, artinya semakin besar rata-rata waktu belajar ,waktu
semakin tidak efesien.
2. Input-Output Ratio ( IOR )
Input-Output Ratio adalah
perbandingan antara murid yang lulus dengan murid yang masuk awal
dengan memperhatikan waktu yang seharusnya ditentukan untuk lulus.Artinya,disini
dibandingkan antara tingkat masukan dengan tingkat keluaran.Pada umumnya,semakin
miskin suatu negara semakin rendah
proporsi siswa tingkat awal dalam mencapai akhir putaran pendidikan.Terutama
di pendidikan dasar.
Efesiensi
internal sangat tergantung pada dua
faktor utama,yaitu :
1.Faktor
institusional ,yaitu peningkatan
efisiensi yang ditentukan oleh
keberhasilan
sistem pendidikan.
2.Faktor
manajerial, yaitu berkaitan dengan aspek-aspek pengelolaan pendidikan yang
mengacu pada :
a.Komponen masukan (karakteristik siswa,guru,biaya,dan sarpras
pendidikan )
b.Proses pendidikan ( pengelolaan PBM dan Sekolah ).
c. Keluaran (baik secara kuantitatif maupun kualitatif )
c. Efesiensi Ekternal
Istilah efesiensi pendidikan sering di hubungkan dengan metode
cost benefit analysis yaitu
rasio antara keuntungan finansial
sebagai hasil pendidikan ( biasanya, diukur dengan penghasilan ) dengan seluruh
biaya yang dikeluarkan untuk
pendidikan. Efesiensi ekternal dihubungkan dengan situasi makro,yaitu
pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan sosial sebagai dampak dari hasil
pendidikan.
Dalam menganalisis efesiensi eksternal ,keuntungan pendidikan
dapat dibedakan dalam dua jenis,yaitu:
1.Keuntungan perorangan (private rate of return )
yaitu,perbandingan keuntungan
pendidikan kepada individu dengan biaya
pendidikan dari individu yang bersangkutan.
2.Keuntungan masyarakat ( social rate of return ) yaitu,
perbandingan keuntungan
pendidikan kepada masyarakat
dengan biaya pendidikan dari masyarakat.
D. PENGANGARAN
a. Konsep Penganggaran
Penganggaran merupakan kegiatan
atau proses penyusunan anggaran (
budget). Budget merupakan rencana operasional yang dinyatakan secara kuantitatif dalam bentuk satuan uang yang digunakan
sebagai pedoman dalam melaksanakan
kegiatan-kegiatan lembaga dalam kurun waktu tertentu.Oleh karena itu,dalam
anggaran tergambar kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh suatu lembaga.
b.Karakteristik dan Fungsi Anggaran
Karakteristik anggaran pada dasarnya terdiri dari dua sisi, yaitu
sisi penerimaan dan sisi pengeluaran. Sisi
penerimaan di tentukan oleh besarnya dana yang diterima oleh lembaga dari
setiap sumber dana. Sisi pengeluaran
terdiri dari alokasi besarnya biaya pendidikan untuk setiap komponen yang
a dibiayai.Dalam pembahasan pengeluaran
,istilah-istilah yang sering dipakai
adalah:
1.Recurrent
expenditure, yaitu
pengeluaran rutin atau yang bersifat
berulang setiap tahun,seperti gaji,barang yang sering harus diganti.
2.Capital expenditure, yaitu pengeluaran untuk barang- barang yang tahan
lama,seperti gedung sekolah,laboratorium,sarana
olahraga, dan fasilitas belajar lainnya.
Adapun fungsi anggaran adalah sebagai berikut :
1.Alat untuk perencanaan dan pengendalian.
2.Alat bantu bagi manajemen.
3.Tolak ukur keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
4.Alat untuk mempengaruhi pimpinan/karyawan untuk bertindak efesien.
5.Alat penaksir.
6.Alat otorisasi pengeluaran dana.
7.Alat efesiensi yang paling esensial dalam pengendalian
c. Prinsip-prinsip dan
Tahapan Penyusunan Anggaran
Prinsip-prinsip penyusunan anggaran adalah
sebagai berikut :
ü
Adanya pembagian wewenang dan
tanggung jawab yang jelas dalam sestem manajemen dan organisasi
ü Adanya system akuntansi yang memadai dalam
melaksanakan anggaran
ü Adanya penelitian dan analisis untuk
menilai kinerja organisasi
ü Adanya dukungan dari pelaksana mulai dari
tingakt atas
Adapun tahapan penyusunan anggaran adalah sebagai
berikut :
- Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan selama priode anggaran.
- Mengidentifikasi sumber-sumber yang dinyatakan dalam uang,jasa ,dan barang.
- Semua sumber dinyatakan dalam bentuk uang.
- Menformulasikan anggaran dalam bentuk format yang telah disetujui.
- Menyusun usulan anggaran untuk memperileh persetujuan dari pihak berwenag.
- Melakukan revisi usulan anggaran.
- Persetujuan revisi usulan anggaran
- Pengesahan anggaran.
d.
Bentuk-Bentuk Desain Anggaran
Di bawah ini akan disajikan beberapa
bentuk desain anggaran sebagai berikut :
1.Anggaran butir
perbutir ( Line Item Budget)
Anggaran butir-perbutir
merupakan bentuk anggaran yang paling simpel dan banyak
digunakan.Setiap
pengeluaran dikelompokkan berdasarkan kategori-kategori,misalnya
gaji,upah,honor menjadi
satu kategori atau satu nomor, dan perlengkapan ,sarana,material
dengan kategori
tersendiri.
2.Anggaran Program( program budget system)
Pada anggaran program,biaya dihitung
berdasarkan jenis program.
3.Anggaran berdasarkan hasil (Perfomance
budget)
Bentuk
anggaran ini menekankan hasil(perfomance) dan bukan pada keterperincian
dari
suatu
alokasi anggaran.
4.Sistem perencanaan penyusunan program dan
pengangaran ( Planing programming
budgeting system).PPBS merupakan kerangka kerja dalam
perencanaan dengan
mengorganisasikan informasi dan
menganalisisnya secara sistematis.Di Indonesia Sering
dipergunakan oleh Direktorat
Pendidikan Tinggi.
e. Strategi Penyusunan RAPBS
Penyusunan RAPBS memerlukan
analisis masa lalu dan lingkungan ekteren yang mencakup kekuatan ( strength),kelemahan (weakness), peluang ( opportunities), dan ancaman ( threats). Ada 6 konsep strategi (Arnaldo
C.Hax :1991 ) yaitu sebagai berikut:
1.Suatu pola keputusan yang integrity,coherent,
dan menyatu diantara setiap komponen.
2.Menentukan dan mengembangkan tujuan lembaga yang
dinyatakan dalam sasaran jangka
pendek,jangka
panjang,jangka menengah,program dan prioritasisasi dari alokasi sumber-
sumber
dana pendidikan.
3.Memilih jenis kemampuan,ketrampilan,pengetahuan
yang mungkin diperlukan.
4.Membangun komitmen dari semua pihak.
5.Menentukan tingkat konstribusi dari stiap input
pendidikan baik prestasi belajar (efesiensi
internal)
maupun angka permintaan masyarakat terhadap lulusan sekolah (efesiensi
eksternal )
E . PENGAWASAN ANGGARAN
a. Konsep Pengawasan
Konsep dasar
tentang pengawasan anggaran bertujuan untuk mengukur, membandingkan, menilai
alokasi biaya dan tingkat penggunaannya. Pengawasan anggaran diharapkan dapat
mengetahui sampai dimana tingkat efektivitas dan efesiensi dari penggunaan
sumber-sumber dana yang tersedia.
b. Prinsip-Prinsip Pengawasan
·
Ada Perencanaan
memyangkut aspek kehematan,efesiensi dan efektivitas.
·
Ada
tindak lanjut dari hasil temuan.
·
Diarahkan
pada bidang-bidang strategis.
·
Memberi
dampak terhadap penyeleksian masalah.
·
Dilakukan
oleh orang-orang yang memiliki kompetensi teknis,sikap,dedikasi dan integritas
pribadi yang baik.
·
Akurat(ketepatan
data/informasi).
·
Tepat waktu.
·
Objektif dan komprehensif.
·
Mengurangi pemborosan(
in-efesiensi ).
·
Bertujuan untuk menyamakan
rencana.
·
Kegiatan
pengawasan harus mampu mengoreksi dan menilai pekerjaan.
c. Prosedur Pengawasan
Secara sederhana proses pengawasan terdiri dari tiga kegiatan
pokok,yaitu :
- Memantau (monitoring)
- Menilai (Evaluation)
- Melaporkan hasil-hasil temuan, kegiatan atau monitoring yang dilakukan terhadap kinerja actual (actual performance),baik dalam proses maupun hasilnya.
Gambaran
Skematik kegiatan proses pengawasan anggaran adalah sebagai berikut:
Input Proses
![]() |
Dalam proses pengawasan terdapat beberapa
unsur yang perlu mendapat
perhatian,yaitu :
1. Unsur
proses,yaitu usaha yang bersifat kontinu dari pelaksanaan rencana sampai hasil
akhir.
2. Adanya objek pengawasan,baik penerimaan maupun pengeluaran.
3. Ukuran dan standarisasi dari pengawasan
4. Tehnik –tehnik pengawasan.
Tahapan yang perlu diperhatikan dalam proses pengawasan adalah sebagai
berikut:
1. Penetapan standarisasi pengawasan ( berupa
ukuran kuantitas,kualitas,biaya,dan waktu)
2. Mengukur dan membandingkan antara kenyataan yang sebenarnya dengan standar yang
telah
ditetapkan.
3. Mengidentifikasikan penyimpangan (deviasi)
4. Menentukan tindakan perbaikan atau koreksi yang
kemudian menjadi materi rekomendasi
d.
Sasaran Pemeriksaan ( Audit )
Pemeriksaan anggaran biasanya dilakukan
oleh pihak luar (ekternal audit),seperti BPK atau akuntan public yang mempunyai
sertifikasi, dan pimpinan lansung (internal audit) terhadap penerimaan
dan pengeluaran biaya.Sasaran pemeriksaan adalah:
1. Pemeriksaan Kas,yaitu untuk menguji kebenaran jumlah uang.
2. Pemeriksaan pengurusan barang
3. Tuntutan ganti rugi
4. Pemeriksaan anggaran pre
audit.
F. PEMNBIAYAAN PENDIDIKAN DI INDONESIA
a. Permasalahan
Pendidikan kita
dihadapi kepada masalah yang antara lain : peningkatan kualitas, pemerataan
kesempatan,keterbatasan anggaran yang tersedia dan belum terpenuhi sumber daya
dari masyarakat secara professional sesuai dengan prinsip pendidikan sebagai tanggung jawab bersama antar
pemerintah , masyarakat , dan orang tua.Mutu pendidikan ditentukan oleh antara
lain oleh kualitas guru dalam melaksanakan PBM, kualitas kepala sekolah dalam
memimpin dan menciptakan kultur sekolah yang kondusif, kualitas tenaga
administratif dalam menjalankan tugas
dan juga kualitas siswa yang memiliki motifasi belajar,serta kualitas
dukungan lingkungan masyarakat terhadap pendidikan.Investasi pendidikan teryata
lebih tinggi daripada investasi fisik.Investasi dalam pendidikan merupakan
upaya yang sangat menguntungkan baik secara sosial maupun secara ekonomi.Namun
demikian,kenyataan membuktikan bahwa pemerintah masih harus terus
dinyakinkan dan didorong untuk
meningkatkan anggaran belanja untuk membiayai pembangunan di bidang pendidikan.
Tabel di bawah ini menggambarkan tingkat penghasilan lulusan per
orang per tahun sebagai berikut :
No
|
Tingkat pendidikan
|
Perkotaan
|
Pedesaan
|
Rata-Rata
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
|
Tidak sekolah
Tamat SD
Tamat SLTP
Tamat SMU
Tamat Akademi
Tamat Universitas
|
0,92
1,11
1,45
2,02
3,32
3,78
|
0,68
1,19
1,18
1,53
2,05
2,28
|
0,74
1,16
1,35
1,90
2,98
3,54
|
Sumber: Pusat Informatika
Depdikbud,1995
Berdasarkan hasil
studi di atas,ternyata bahwa peningkatan mutu pendidikan dalam menunjang
produktivitas perlu mendapat perhatian yang serius.
Dalam
rangka peningkatan mutu pada semua jenis dan jenjang (dasar,menengah,dan tinggi ) Perhatian terhadap kebijakan pembiayaan perlu
dipusatkan pada faktor-faktor sebagai berikut:
1.
Kecukupan sumber-sumber
pendidikan untuk menunjang proses pendidikan.
2.
Kualitas manajemen sekolah
harus ditingkatkan.
3. Alokasi anggaran lebih
diprioritaskan untuk berbagai penyuluhan yang menyentuh kebutuhan PBM.
4. Budaya enterpreneurship
(kewirausahaan) perlu dikembangkan untuk mengubah orientasi lulusan dari job sektor ( pencari kerja )
menjadi job creator ( Pencipta
kerja).
5. Peran serta masyarakat dunia usaha dalam
penyelenggaraan pendidikan perlu ditingkatkan.
6. Menjembantani kesenjangan dalam kesempatan
memperoleh pendidikan yang bermutu dengan melakukan restrukturisasi penerimaan
dan pengeluaran pendidikan menjadi salah satu prioritas utama yang harus segera dilakukan.
7. Pendidikan dasar bisa merupakan tahapan
yang kritis dan awal yang baik dalam
upaya pembentukan watak dan kualitas sumberdaya manusia Indonesia.
2.
PEMBAHASAN
Pendidikan merupakan salah satu
faktor sangat penting dalam kehidupan manusia masa akan datang, sebab
pendidikan merupakan suatu proses pembentukan manusia untuk menumbuh kembangkan
potensi yang ada. Sangat jelas dinyatakan dalam UU No.20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional; Pasal 3, fungsi dan tujuan pendidikan
nasional adalah penyelenggaraan pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri.
Johns dan Morphet (1970:85) “Mengemukakan bahwa pendidikan itu mempunyai
peranan vital terhadap ekonomi dan negara modern. Secara umum
pembiayaan pendidikan adalah sebuah kompleksitas, yang didalamnya saling
keterkaitan pada setiap komponen, yang memiliki rentang yang bersifat mikro
(satuan pendidikan) hingga yang makro (nasional), yang meliputi sumber-sumber
pembiayaan pendidikan, sistem dan mekanisme pengalokasiannya, efektivitas dan
efisiensi dalam penggunaannya, akutabilitas hasilnya yang diukur dari
perubahan-perubahan yang terjadi pada semua tataran, khususnya sekolah, dan
permasalahan-permasalahan yang masih terkait dengan pembiayaan pendidikan.
A.
Pembiayaan Dalam Pengembangan Pendidikan.
Dalam
UUD 1945 pasal 31 “Tiap-tiap
warga negara berhak mendapat pengajaran.” Hal ini membuktikan adanya
langkah pemerataan pendidikan bagi seluruh warga negara Indonesia.
Kenyataannya, tidak semua orang dapat memperoleh pendidikan yang selayaknya,
dikarenakan berbagai faktor termasuk mahalnya biaya pendidikan yang harus
dikeluarkan. Kondisi
inilah kemudian mendorong dimasukannya klausal tentang pendidikan dalam
amandemen UUD 1945. Konstitusi mengamanatkan kewajiban pemerintah untuk
mengalokasikan biaya pendidikan 20% dari APBN maupun APBD agar masyarakat dapat
memperoleh pelayanan pendidikan. Ketentuan ini memberikan jaminan bahwa ada
alokasi dana yang secara pasti digunakan untuk penyelenggaraan pendidikan.Namun,
dalam pelaksanaanya pemerintah belum punya kapasitas finansial yang memadai,
sehingga alokasi dana tersebut dicicil dengan komitmen peningkatan alokasi tiap
tahunnya. Menurut Adam Smith, Human Capital yang berupa kemampuan
dan kecakapan yang diperoleh melalui Pendidikan, belajar sendiri, belajar
sambil bekerja memerlukan biaya yang dikeluarkan oleh yang bersangkutan.
Perolehan ketrampilan dan kemampuan akan menghasilkan tingkat balik Rate of Return (tingkat pengembalian )yang sangat tinggi terhadap
penghasilan seseorang. Manusia sebagai modal dasar yang di Infestasikan akan
menghasilkan manusia terdidik yang produktif dan meningkatnya penghasilan
sebagai akibat dari kualitas kerja yang ditampilkan oleh manusia terdidik
tersebut,dengan demikian manusia yang memperoleh penghasilan lebih besar dia
akan membayar pajak dalam jumlah yang besar dengan demikian dengan sendirinya
dapat meningkatkan pendapatan negara.
B. Faktor
Mempengaruhi Biaya Pendidikan dan Macam Jenisnya
a. Faktor yang
Mempengaruhi Biaya Pendidikan.
“Lembaga
pendidikan sebagai produsen jasa pendidikan, seperti halnya pada bidang usaha
lainnya menghadapi masalah yang sama, yaitu biaya produksi, tetapi ada beberapa
kesulitan khusus mengenai penerapan perhitungan biaya produksi ( J Hallack
(2004:63)” mengemukakan tiga macam kesulitan, yaitu berkenaan dengan (1)
definisi biaya produksi, (2) identifikasi transaksi ekonomi yang berhubungan
dengan pendidikan, dan (3) suatu kenyataan bahwa pendidikan mempunyai sifat
sebagai pelayan umum.Produksi pendidikan diartikan sebagai unit pelayanan
khusus (units of specific services).
Unit output harus meliputi dimensi waktu, seperti tahun belajar atau jam
belajar agar biaya-biaya dalam mempersiapkan output dibandingkan input. Input
meliputi barang-barang yang dibeli dan orang-orang yang disewakan untuk
menghasilkan jasa .Analisis mengenai biaya produksi pendidikan pada dasarnya
menggunakan model teori ”input-proses-output” dimana sekolah dipandang sebagai
suatu sistem industri jasa. Prof Mark Blaug, (idochi, 2004:182) ”……Kita
menghadapi suatu kelemahan yang merembes pada fungsi produksi pendidikan, bahwa
hubungan antara inputs sekolah disatu pihak, dan output sekolah dipihak lain
yang secara konvensional diukur melalui skors-skors achievemen (
prestasi).”
Faktor-faktor yang mempengaruhi biaya dan
pembiayaan pendidikan sekolah,sebagai berukut:
1. Kenaikan harga (rising prices)
2. Perubahan relatif dalam gaji guru (teacher’s sallaries)
3. Perubahann dalam populasi dan kenaikannya prosentasi anak disekolah
negeri
4. Meningkatnya standard pendidikan
(educational standards)
5. Meningkatnya usia anak yang meninggalkan
sekolah
6. Meningkatnya tuntutan terhadap pendidikan
lebih tinggi (higher education)
b. Macam-Macam
Jenis Biaya
1. Biaya
Langsung (Direct)
Biaya langsung (direct cost) diartikan sebagai pengeluaran uang yang secara
langsung membiayai penyelenggaraan pendidikan, pengajaran, penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat Anwar (1991:30).
Biaya yang secara langsung menyentuh aspek dan
proses pendidikan. Contohnya biaya untuk gaji guru, dan pengadaan fasilitas
belajar mengajar Gaffar (1991:57).
Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk keperluan
pelaksanaan pengajaran dan kegiatan belajar siswa berupa pembelian alat-alat
pelajaran, sarana belajar, biaya transportasi, gaji guru baik yang dikeluarkan
oleh pemerintah, orang tua, maupun siswa sendiri Fattah (2000:23).
2. Biaya tidak langsung (indirect cost)
Diartikan sebagai
biaya yang umum nya meliputi hilangnya pendapatan peserta didik karena sedang
mengikuti pendidikan (earning foregone by students), bebasnya beban pajak karena sifat sekolah yang tidak mencari laba (cost of tux exemption),
bebas nya sewa perangkat sekolah yang tidak dipakai secara langsung dalam
proses pendidikan serta penyusutan sebagai cermin pemakaian perangkat sekolah
yang sudah lama dipergunakan (implicit rent and depreciation) Fattah (2000:24).
3. Biaya Rutin dan Biaya Pembangunan (Recurrent and Capital Cost)
Biaya rutin dan
pembangunan merupakan bagian dari biaya langsung (direct
cost). Biaya rutin (recurrent cost) adalah biaya yang
digunakan untuk membiayai kegiatan operasional pendidikan selama satu tahun
anggaran.Biaya ini digunakan untuk menunjang pelaksanan program pengajaran,
pembayaran gaji guru dan personil sekolah, administrasi kantor, pemeliharaan
dan perawatan sarana dan prasarana.Menurut Gaffar (1987:162) biaya rutin
dihitung berdasarkan “per student enrolled”. Menurutnya biaya rutin dipengaruhi
oleh tiga faktor utama, yaitu: rata-rata gaji guru per tahun, ratio guru, murid
dan proporsi gaji guru terhadap keseluruhan biaya rutin.Biaya pembangunan (capital cost) adalah biaya yang
digunakan untuk pembelian tanah, pembangunan ruang kelas, perpustakaan,
lapangan olah raga, konstruksi bangunan, pengadaan perlengkapan mobelair, biaya
penggantian dan perbaikan. Menurut
Gaffar (1987:165) biaya pembangunan dihitung atas dasar “per student place”.
Menurutnya dalam menghitung biaya pembangunan ada beberapa faktor yang harus
dipertimbangkan, yaitu: tempat yang menyenangkan untuk murid belajar, biaya
lokasi atau tapak (site), dan biaya perabot dan peralatan.
4. Biaya Pribadi dan Biaya
Masyarakat (Private and Social Cost)
Biaya pribadi (private cost) adalah biaya yang
dikeluarkan keluarga untuk membiayai sekolah anak nya dan termasuk di dalamnya
forgone opportunities. Dalam kaitan ini Jones (1985:5) mengatakan “In the context of education these include
tuitions, fees and other expenses paid for by individuals”. Dengan kata lain biaya pribadi adalah biaya sekolah yang dibayar oleh
keluarga atau individu. Biaya masyarakat (social cost) adalah biaya yang
dikeluarkan oleh masyarakat untuk membiayai sekolah (di dalamnya termasuk biaya
pribadi). Dalam kaitan ini Jones (1985:5) mengatakan “Sometimes called public
cost, the include cost of educations financed through taxation. Most public
school expenses are examples of sosial costs”. Dengan kata lain biaya
masyarakat adalah biaya sekolah yang dibayar oleh masyarakat.
4). Monetary Cost dan Non
Monetery Cost
Monetery cost adalah semua bentuk pengeluaran dalam bentuk uang baik langsung maupun tidak langsung yang dikeluarkan untuk kegiatan pendidikan. Sedangkan Non monetery cost adalah semua bentuk pengeluaran yang tidak dalam bentuk uang, meskipun dapat dinilai ke dalam bentuk uang, baik langsung maupun tidak langsung yang dikeluarkan untuk kegiatan pendidikan, misalnya materi, waktu, tenaga, dan lain-lain.Berdasarkan uraian mengenai klasifikasi biaya pendidikan, maka jelaslah bahwa biaya pendidikan memiliki pengertian yang luas. Hal ini sebagaimana dipertegas oleh Anwar (1991:31) bahwa “Hampir segala pengeluaran yang bersangkutan dengan penyelenggaraan pendidikan dianggap sebagai biaya”. Maka diperlukan kebijaksanaan dalam melakukan klasifikasi biaya pendidikan untuk mencapai tujuan yang dituju semua pihak yaitu kesuksesan pelaksanaan pendidikan.
Permasalahan Pendidikan di Indonesia Menurut Prof Dr Dodi Nandika (2005), Sekretaris Jendral Depdiknas, pada ceramahnya di depan Mahasiswa Pasca UPI Prodi Administrasi Pendidikan, mengemukakan bahwa masalah dan tantangan yang dihadapi dibidang pendidikan di Indonesia antara lain :
1.Tingkat pendidikan masyarakat relatif
rendah
2.Dinamika perubahan struktur penduduk belum
sepenuhnya terakomodasi dalam pembangunan pendidikan
3. Kesenjangan tingkat pendidikan
4. Good Governance yang belum
berjalan secara optimal
5. Fasilitas pelayanan pendidikan
yang belum memadai dan merata
6. Kualitas pendidikan relatif
rendah dan belum mampu memenuhi kompetensi peserta didik
7. Pendidikan tinggi masih
menghadapi kendala dalam mengembangkan dan menciptakan IPTEK
8. Manajemen pendidikan belum
berjalan secara efektif dan efisien.
9. Anggaran pembangunan
pendidikan belum tersedia secara memadai.
Investasi dibidang pengembangan SDM
merupakan suatu proses yang panjang dan untuk menunjang keberhasilan
perencanaan tersebut, pendidikan dan pelatihan harus dijadikan suatu tolok ukur
untuk membangun suatu negara. Tetapi pendidikan
diibaratkan sebagai suatu kereta yang ditarik kuda, artinya
keberhasilan proses pendidikan merupakan kontribusi dari lintas sektoral yaitu
tenaga kerja, industri ekonomi, budaya dan lain sebagainya.
3.
KESIMPULAN
- SDM yang bermutu sangat menentukan kemajuan suatu bangsa. Peningkatan mutu pendidikan merupakan salah satu cara utama peningkatan SDM sebagai penentu pertumbuhan ekonomi.Dengan pendidikan yang bermutu,diasumsikan lulusanbukan hanya memiliki akses mendapatkan pekerjaan,tetapi juga dapat menciptakan lapangan kerja.Apabila asumsi ini benar ,maka implikasinya adalah anggaran belanja pendidikan perlu ditingkatkan secara signifikan.
- Upaya peningkatan anggaran memerlukan upaya peningkatan efisiensi dalam system pendidikan.
- Untuk mengatasi rendahnya mutu pendidikan,perlu dikembangkan sikap mental entrepreneur bagi para lulusan.
- Alokasi anggaran untuk kesejahteraan guru dan PBM perlu mendapat prioritas.
- Anggaran pendidikan selain DAU dari APBN, sebaiknya juga dianggarkan pada DAK dari APBD.ini disebabkan kemampuan APBN relative masih kurang untuk memenuhi kebutuhan pendidikan yang relative cukup besar.
6. Negara Indonesia dengan UUD 1945 yang telah
diamandemen memberikan amanat kepada pemerintah untuk menetapkan anggaran
pendidikan 20 persen dari anggaran belanja negara seperti tertuang pada pasal
31 Ayat 4.
Daftar
Pustaka
Arif ,Mahmud,2007. Filsafat Pendidikan,Gama
Media:Yokyakarta.
Dodi Nandika. 2005. Kebijakan Pembangunan
Pendidikan 2005-2009. Bandung UPI.
Engkoswara. 2002. Lembaga Pendidikan sebagai
Pusat Pembudayaan. Bandung, Yayasan
Amal Keluarga
Fattah,Nanang ( 2000) Ekonomi
dan Pembiayaan Pendidikan,Bandung
:
Remaja Rosdakarya.
Fattah,N.2003. Konsep Manajemen Task and Education.
New York.David Mc Kay.
KemenDiknas,2011. Peninkatan Manajemen Melalui Penguatan Tata
kelola dan
Akuntabilitas di Sekolah/Madrasah.
Tilaar,H.A.R (1994) Manajemen Pendidikan Nasional . Bandung :
Remaja Rosdakarya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar