BAB. 1
PENDAHULUAN
1.PERMASALAHAN
Menyusun perencanaan dan desain
pembelajaran, merupakan langkah penting agar tujuan pembelajaran dapat tercapai
secara efektif dan efisien.Perencanaan pembelajaran memiliki makna yang berbeda
dengan desain pembelajaran. Perencanaan proses pembelajaran adalah proses
pengambilan keputusan hasil berpikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan
pembelajaran tertentu, yakni perubahan- perubahan perilaku serta rangkaian
kegiatan yang harus dilakukan sebagai upaya pencapaian tujuan tersebut dengan
memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada, sedangkan desain
pembelajaran dapat di artikan sebagai proses yang sistematis untuk memecahkan
persoalan pembelajaran melalui proses perencanaan bahan-bahan pembelajaran
beserta aktifitas yang dilakukan, perencanaan sumber-sumber pembelajaran yang
dapat digunakan serta perencanaan evaluasi keberhasilan. Dari penjelasan di
atas, maka dapat disimpulkan bahwa perencanaan menekankan kepada proses
penyusunan pedoman pembelajaran dalam rangka menterjemahkan kurikulum yang
berlaku, sedangkan desain pembelajaran menekankan kepada upaya pemecahan
masalah pembelajaran.
Meski demikian, di balik perbedaan dalam proses
pengembangan keduanya dapat menggunakan pendekatan yang sama yakni pendekatan
sistem. Sistem adalah satu kesatuan komponen yang satu sama lain saling
berinteraksi untuk mencapai suatu
tujuan. Kalau perencanaan dan desain dianggap sebagai suatu sistem, maka
keduanya harus memiliki komponen-komponen.
2. TUJUAN PENULISAN.
Dengan penulisan (Book Report) ini
penulis berharap bisa mencari jawaban dari semua permasalahan yang berhubungab
dengan proses belajar-mengajar dan kemudian menjadikannya sebagai suatu acuan
yang memperkaya pengetahuan penulis tentang bagaimana menjadi seorang guru yang
professional yang mampu mendidik dan mengajar peserta didik dan mengantarkannya
ke masa depan yang bermakna.
BAB. II
MATERI POKOK YANG DIBAHAS
MATERI POKOK YANG DIBAHAS
I.PENDEKATAN SISTEM
DALAM PEMBELAJARAN.
A. Konsep Dasar Dalam
Sistem Pembelajaran.
1.Pengertian Sistem.
Sistem adalah satu kesatuan komponen yang satu sama
lain saling berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu. Ada tiga ciri utama sistem antara lain :
1. Suatu
sistem memiliki tujuan tertentu.
2. Untuk
mencapai tujuan sebuah sistem memiliki fungsi – fungsi tertentu.
3. Untuk
menggerakan fungsi suatu sistem harus ditunjang oleh berbagai komponen.
Ada beberapa tujuan sistem yang
dijelaskan dalam buku ini,antara lain :
a.
Setiap
sistem bertujuan.
Tujuan keberadaan lembaga pendidikan
adalah agar dapat melayani setiap anak didik untuk mencapai tujuan
pendidikannya. Jadi dengan demikian setiap sistem harus memilki tujuan yang
pasti. Tujuan itulah yang menggerakkan sistem.
b.Setiapsistem memiliki fungsi.
Agar
proses pendidikan dapat berjalan dengan baik,diperlukan fungsi perencanaan,
fungsi administrasi, fungsi kurikulum, fungsi bimbingan, dan lain sebagainya.
Fungsi inilah yang terus-menerus berproses hingga tercapainya tujuan.
b.
Setiap
sistem memiliki komponen.
Untuk melaksanakan fungsi-fungsi nya, setiap sistem harus
memiliki komponen-komponen yang satu sama lain saling berhubungan.
Komponen-komponen inilah yang dapat menentukan kelancaran proses suatu sistem.
Agar fungsi perencanaan dapat berfungsi dengan baik di perlukan komponen Silabus
dan RPP, agar fungsi administrasi
dapat menunjang keberhasilan sistem pendidikan diperlukan komponen-komponen
administrasi kelas, administrasi siswa, administrasi guru dan lain sebagainya.
2.Sistem Pembelajaran.
Sistem
pembelajaran adalah suatu kombinasi terorganisasi yang meliputi unsur-unsur
manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang berinteraksi
untuk mencapai suatu tujuan. Unsur manusiawi dalam sistem pembelajaran terdiri atas siswa, guru, serta orang-orang yang
mendukung terhadap keberhasilan proses pembelajaran.
Sebagai suatu sistem seluruh unsur yang membentuk sistem itu memiliki ciri saling ketergantungan yang di arahkan untuk mencapai suatu tujuan. Keberhasilan sistem pembelajaran adalah pencapaian tujuan pembelajaran. Dari penjelasan diatas, maka jelas tugas seorang desainer pembelajaran meliputi tiga hal pokok yaitu : pertama , sebagai perencanayakni mengorganisasikan semua unsur yang ada agar berfungsi dengan baik, sebab manakala salah satu unsur tidak bekerja dengan baik maka akan merusak sistem itu sendiri. Kedua, sebagai pengelola implementasi sesuai dengan prosedur dan jadwal yang direncanakan, dan ketiga, mengevaluasi keberhasilan siswa dalam mencapai sistem pembelajaran.
Sebagai suatu sistem seluruh unsur yang membentuk sistem itu memiliki ciri saling ketergantungan yang di arahkan untuk mencapai suatu tujuan. Keberhasilan sistem pembelajaran adalah pencapaian tujuan pembelajaran. Dari penjelasan diatas, maka jelas tugas seorang desainer pembelajaran meliputi tiga hal pokok yaitu : pertama , sebagai perencanayakni mengorganisasikan semua unsur yang ada agar berfungsi dengan baik, sebab manakala salah satu unsur tidak bekerja dengan baik maka akan merusak sistem itu sendiri. Kedua, sebagai pengelola implementasi sesuai dengan prosedur dan jadwal yang direncanakan, dan ketiga, mengevaluasi keberhasilan siswa dalam mencapai sistem pembelajaran.
B. MANFAAT PENDEKATAN SISTEM DALAM PEMBELAJARAN.
Merencanakan
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan sistem memiliki beberapa manfaat,
antara lain :
1.
Melalui pendekatan
sistem, arah dan tujuan pembelajaran dapat direncanakan secara jelas.
2.
Pendekatan sistem
menuntun guru pada kegiatan yang sistematis.
3.
Pendekatan sistem dapat
merancang pembelajaran dengan mengoptimalkan segala potensi dan sumber daya yang tersedia.
4.
Pendekatan sistem dapat
memberi umpan balik.
C.KOMPONEN SISTEM PEMBELAJARAN.
Perencanaan pembelajaran adalah
proses pengambilan keputusan hasil berpikir secara rasionaltentang sasaran dan
tujuan pembelajaran tertentu, serta rangkaian kegiatan yang harus dilakukan
sebagai upaya pencapaian tujuan tersebut dengan memanfaatkan segala potensi dan
sumber belajar yang ada. Perencanaan pembelajaran mengarah pada proses
penerjemahan kurikulum yang berlaku. Sedangkan, desain pembelajaran menekankan
pada merancang program pembelajaran untuk membantu proses belajar siswa. Hal
inilah yang membedakan keduanya. Perencanaan berorientasi pada proses
pembelajaran.
Namun demikian, baik pengembangan
perencanaan maupun pengembangan desain pembelajaran keduanya disusun
berdasarkan pendekatan sistem. Kalau kita menganggap perencanaan pembelajaran
sebagai suatu sistem, maka didalamnya harus memiliki komponen-komponen yang
berproses sesuai dengan fungsinya hingga tujuan pembelajaran tercapai secara
optimal.
Ada beberapa Komponen yang terdapat dalam sistem pembelajaran antara lain :
Ada beberapa Komponen yang terdapat dalam sistem pembelajaran antara lain :
1. Siswa
Proses
pembelajaran pada hakikatnya diarahkan untuk membelajarkan siswa agar dapat
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dengan demikan, maka proses pengembangan
perencanaan dan desain pembelajaran, siswa harus dijadikan pusat dari segala kegiatan. Artinya,
keputusan-keputusan yang di ambil dari perencanaan dan desain pembelajaran
disesuaikan dengan kondisi siswa yang bersangkutan, baik sesuai dengan
kemampuan dasar, minat dan bakat, motivasi belajar, dan gaya belajar siswa itu
sendiri.
Analisa siswa merupakan suatu hal yang penting sebelum merencanakan proses perencanaan pembelajaran . misalnya, kita membutuhkan informasi tentang apa saja yang harus diketahui oleh mereka sesuai dengan tuntunan kurikulum.
Analisa siswa merupakan suatu hal yang penting sebelum merencanakan proses perencanaan pembelajaran . misalnya, kita membutuhkan informasi tentang apa saja yang harus diketahui oleh mereka sesuai dengan tuntunan kurikulum.
2. Tujuan
Tujuan
adalah komponen terpenting dalam pembelajaran setelah komponen siswa sebagaisumber
belajar, dalam konteks pendidikan, persoalan tujuan merupakan persoalan tentang
misi dan visi suatu lembaga pendidikan itu sendiri. Artinya tujuan
penyelenggaraan pendidikan diturunkan dari visi dan misi dari lembaga
pendidikan itu sendiri, misalnya :
a.Melatih siswa agar memiliki kemampuan tinggi dalam
bidang permesinan.
b.Mengajarkan berbagai keterampilan dasar bagi
siswa.
c.Memberikan jaminan agar lulusan
menjadi tenaga kerja yang efektif dalam bidang tertentu,
memiliki kreatifitas yang tinggi dan lain sebagainya. Selanjutnya tujuan yang bersifat umum itu diterjemahkan menjadi
tujuan yang lebih spesifik.
d.Mempersiapkan siswa agar menguasai bidang permesinan
X (contohnya mesin diesel).
e.Memberikan pelajaran agar siswa
memiliki kemampuan dalam membaca, menulis dan berhitung.
f.
Menjamin agar lulusan memiliki kemampuan
untuk dapat berkarier atau bekerja dalam bidang
ekonomi, musik dan seni, serta bidang olah raga.
3.Kondisi
Kondisi
adalah berbagai pengalaman belajar yang dirancang agar siswa dapat mencapai
tujuan khusus seperti yang telah dirumuskan. Pengalaman harus mendorong agar
siswa aktif belajar baik secara fisik ataupun nonfisik. Merencanakan
pembelajaran salah satunya adalah menyediakan kesempatan ke pada siswa agar
dapat belajar sesuai dengan gaya belajarnya sendiri. Demikian juga dalam
mendesain pelajaran, pendesain perlu
menciptakan kondisi agar siswa dapat belajar dengan penuh motivasi dan penuh
gairah, oleh sebab itu, tugas guru adalah memfasilitasi para siswa agar mereka
belajar sesuai dengan minat, motivasi dan gayanya sendiri.
4. Sumber-sumber
Belajar
Sumber
belajar berkaitan dengan segala sesuatu yang memungkinkan siswa dapat
memperoleh pengalaman belajar. Didalamnya meliputi lingkungan fisik seperti
tempat belajar, bahan dan alat yang dapat digunakan seperti guru, petugas
perpustakaan dan ahli media, dan siapa saja yang berpengaruh baik langsung
maupun tidak langsung untuk keberhasilan dalam pengalaman belajar. Dalam proses
merencanakan pembelajaran, perencana harus dilakukan guru dan siswa dalam
memanfaatkan sumber belajar secara optimal. Sedangkan dalam mendesain
pembelajaran para desainer perlu menentukan sumber belajar apa dan bagaimana
cara memanfaatkannya.
5.
Hasil
belajar.
Hasil
belajar berkaitan dengan pencapaian dalam memperoleh kemampuan sesuai dengan
tujuan khusus yang direncanakan. Dengan demikian, tugas utama guru dalam
kegiatan ini adalah merancang instrument yang dapat mengumpulkan data tentang
keberhasilan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan data
tersebut guru dapat mengembangkan dan memperbaiki sistem pembelajaran.
Sedangkan, tugas seorang desainer dalam menentukan hasil belajar selainmenentukan
instrument juga perlu merancang cara menggunakan instrument beserta kriteria
keberhasilannya. Hal ini perlu dilakukan, sebab dengan kriteria yang jelas
dapat ditentukan apa yang harus dilakukan siswa dalam mempelajari isi atau
bahan pelajaran.
D.
KRITERIA
DAN VARIABEL-VARIABEL YANG DAPAT MEMPENGARUHI SISTEM PEMBELAJARAN.
1.
Hasil
belajar sebagai kriteria keberhasilan sistem pembelajaran.
Pembelajaran merupakan sistem yang
kompleks yang keberhasilannya dapat
dilihat dari dua aspek, yakni aspek proses dan aspek produk.Kedua sisi ini sama
pentingnya.Keberhasilan pembelajaran dilihat dari sisi produk adalah
keberhasilan siswa mengenai hasil yang diperoleh dengan mengabaikan proses
pembelajaran. Sedangkan keberhasilan dari aspek proses yaitu keberhasilan
pembelajaran dari sisi hasil berdasarkan ketentuan yang ada, akan tetapi hal
ini dapat mengurangi makna proses
pembelajaransebagai proses yang
mengandung nilai- nilai
pendidikan.
2.
Variabelberpengaruh
terhadap keberhasilan sistem pembelajaran.
Variabel
yang dapat mempengaruhi kegiatan proses sistem pembelajaran antara lain sebagai keberhasilan suatu sistem
pembelajaran, guru merupakan komponen yang menentukan. Hal ini disebabkan
karena guru merupakan orang yang secara langsung berhadapan dengan siswa.
a. Faktor Siswa
Siswa
adalah organisme yang unik yang berkembang sesuai dengan tahap perkembangannya.
Perkembangan anak adalah perkembangan seluruh aspek kepribadiaannyaakan tetapi
tempo dan irama perkembangan anak tidak selalu sama.
b.
Faktor
Sarana dan Prasarana
Sarana
adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap kelancaran proses
pembelajaran misalnya media pembelajaran, alat-alat pembelajaran,perlengkapan
sekolah dan lain-lain. Sedangkan prasarana
adalah segala sesuatu yang secara tidak langsung dapat mendukung keberhasilan proses
pembelajaran. Misalkan jalan sekolah, kamar mandi dan sebagainya.
c. Faktor Lingkungan
Dilihat dari dimensi lingkungan ada dua
faktor yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran yaitu faktor organisasi
kelas dan faktor iklim sosial-psikologis.
BAB. III
HAKIKAT PERENCANAAN
PEMBELAJARAN
A. PENGERTIAN PERENCANAAN
PEMBELAJARAN
Perencanaan
pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan hasil berpikir rasional
tentang sasaran dan tujuan pembelajaran
tertentu, yakni perubahan perilaku serta rangkaian kegiatan yang harus
dilaksanakan sebagai upaya pencapaian tujuan tersebut dengan memanfaatkan sumber belajar yang ada.
B. PENTINGNYA
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Adapun
alasan mengapa perencanaan pembelajaran dibutuhkan antara lain karena :
1. Pembelajaran
adalah proses perubahan tingkah laku
2. Pembelajaran
adalah proses yang bertujuan
3. Pembelajaran
adalah kerjasama
4. Pembelajaran
adalah proses yang kompleks.
5. Proses
pembelajaran akan efektif manakala memanfaatkan berbagai sarana dan prasarana yang tersedia termasuk memanfaatkan berbagai
sumber yang ada.
C. MANFAAT DAN FUNGSI
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
1.
Manfaat
perencanaan.
Ada beberapa manfaat dari
proses pembelajaran
a. Melalui
proses perencanaan yang matang, kita akan terhindar dari keberhasilan yang bersifat untung-untungan.
b. Sebagai
alat untuk memecahkan masalah
c. Untuk
memanfaatkan berbagai sumber belajar secara tepat
d. Perencanaan
akan dapat membuat pembelajaran berlangsung secara sistematis.
2.
Fungsi
Perencanaan
Perencanaan pembelajaran
memilki beberapa fungsi antara lain sebagai berikut :
a. Fungsi
kreatif
b. Fungsi
inovatif
c. Fungsi
selektif
d. Fungsi
komunikatif
e. Fungsi
preditif
f. Fungsi
akurasi
g. Fungsi
pencapaian tujuan
h. Fungsi
control
D. KRITERIA PENYUSUNAN
PERENCANAAN PEMBELAJARAN.
Dibawah ini ada beberapa nilai
perencanaan yang dapat dijadikan sebagai kriteria penyusunan perencanaan antara
lain :
1. Signifikansi yaitu perencanaan
pembelajaran hendaknya bermakna agar proses pembelajaran berjalan efektif dan
efisien.
2. Relevan adalah bahwa
perencanaan yang kita susun memiliki nilai kesesuaian baik internal maupun exsternal.
3. Kepastian bahwa dalam
perencanaan pembelajaran yang berfungsi sebagai pedoman dalam penyelenggaraan
proses pembelajaran, tidak lagi memuat alternative yang bisa dipilih, akan
tetapi berisi langkah- langkah pasti yang dapat dilakukan secara sistematis.
4.
Adaptabilitas yaitu pembelajaran yang disusun hendaknya
bersifat lentur dan tidak kaku.
5. Kesederhanaan yaitu
pembelajaran yang harus bersifat sederhana artinya mudah diterjemahkan.
6. Prediktif yaitu
pembelajaran yang dapat diramal.
E. LANGKAH- LANGKAH
PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN.
Berdasarkan komponen- komponen dalam sistem
pembelajran,terdapat langkah- langkah dalam penyusunan pembelajaran sebagai
berikut :
1.
Merumuskan tujuan
khusus.
Rumusan
tujuan pembelajaran harus mencakup tiga aspek yaitu,kognitif,afektif dan
pysikomotor. Ada bebarapa tujuan khusus perencanaan belajar yakni :dalam
melakukan perencanaan pembelajaran adalah memilih pengalaman belajar yang harus
dilakukan siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran. Kegiatan belajar mengajar menentukan
kegiatan belajar mengajar yang sesuai, pada dasar nya kita dapat merancang
melalui pendekatan kelompok atau individu.
Orang-orang
yang terlibat dalam pembelajaran khususnya yang berperan sebagai sumber belajar
meliputi,infrastruktur,atau guru,dan tenaga professional.
2. Bahan
dan alat
Penyeleksian bahan dan alat merupakan
bagian dari sistem perencanaan dan pembelajaran.
1.
Fasilitas fisik.
Fasilitas
fisik merupakan faktor yang akan berpengaruh terhadap keberhasilan proses
belajar mengajar. Fasilitas fisik meliputi ruangan kelas,pusat media,laboratorium,guru
dan siswa akan bekerjasama menggunakan bahan pelajaran.
2.
Perencanaan evaluasi
dan pengembangan
Melalui
evaluasi kita dapat melihat keberhasilan pengelolaan pembelajaran dan
keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran.
BAB.IV
PERENCANAAN PROGRAM
PEMBELAJARAN
A.
HAKIKAT
PERENCANAAN.
Perencanaan pembelajaran merupakan
proses penerjemahan kurikulum yang berlaku menjadi program-program pembelajaran
yang selanjutnya dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam penyelenggaraan proses
pembelajaran.
Pembelajaran tidak hanya
menitikberatkan pada kegiatan guru atau kegiatan siswa saja, akan tetapi guru
dan siswa secara bersama-sama berusaha mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan. Dengan demikian, kesadaran dan keterpahaman guru dan siswa akan
tujuan yang harus dicapai dalam proses pembelajaran merupakan syarat mutlak
yang tak bisa ditawar, sehingga dalam prosesnya, guru dan siswa mengarah pada
tujuan yang sama.
Proses pembelajaran pada hakikatnya diarahkan untuk membelajarkan siswa agar dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dengan demikan, maka proses pengembangan perencanaan dan desain pembelajaran, siswa harus berpusat dari segala perhatian. Artinya, keputusan-keputusan yang di ambil dari perencanaan dan desain pembelajaran disesuaikan dengan kondisi siswa yang bersangkutan, baik sesuai dengan kemampuan dasar, minat dan bakat, motivasi belajar, dan gaya belajar siswa itu sendiri.
Proses pembelajaran pada hakikatnya diarahkan untuk membelajarkan siswa agar dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dengan demikan, maka proses pengembangan perencanaan dan desain pembelajaran, siswa harus berpusat dari segala perhatian. Artinya, keputusan-keputusan yang di ambil dari perencanaan dan desain pembelajaran disesuaikan dengan kondisi siswa yang bersangkutan, baik sesuai dengan kemampuan dasar, minat dan bakat, motivasi belajar, dan gaya belajar siswa itu sendiri.
B. PENGEMBANGAN PROGRAM
PERENCANAAN
Perencanaan pada dasarnya adalah proses menerjemahkan
kurikulum yang berlaku menjadi program-program pembelajaran. Ada beberapa
program yang harus dipersiapkan oleh guru sebagai proses penerjemah kurikulum, yakni program menyusun alokasi
waktu, program tahunan, program semester, silabus dan program harian atau
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
1.
Menentukan
alokasi waktu dan kalender akademis
Menentukan alokasi waktu pada dasarnya
adalah menentukan minggu efektif dan hari efektif dalam setiap semester pada
satu tahun ajaran.
2.
Perencanaan
program tahunan
Program tahunan adalah rencana penetapan
alokasi satu tahun ajaran untuk mencapai tujuan ( standar kompetensi) yang telah ditetapkan
3.
Rencana
Program semester
Rencana program semester merupakan penjabaran
dari program tahunan.Kalo program
tahunan disusun untuk menentukan jumlah jam yang diperlukan untuk mencapai
kompetensi dasar, maka dalam program semester diarahkan untuk menjawab minggu
keberapa untuk mencapai kompetensi dasar itu dilakukan.
4.
Silabus
Silabus
adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran tertentu yang
mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian
5.
Rencana
pelaksanaan pembelajaran
pelaksanaan pembelajaran adalah program
perencanaan yang disusun sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran untuk setiap
kegiatan proses pembelajaran.
BAB.V
HAKIKAT DAN MODEL
DESAIN PEMBELAJARAN
A. HAKIKAT DESAIN
PEMBELAJARAN
1.
Pengertian
Desain Pembelajaran
Desain pembelajaran adalah
pembelajaran yang berkenaan dengan proses yang menentukan tujuan pembelajaran,
strategi dan teknik untuk mencapai tujuan serta merancang media yang dapat
digunakan untuk efektifitas pencapaian tujuan.
2. Kriteria Desain pada
siswa.
Desain
yang baik harus memiiliki kriteria diantaranya :
a.
Berorientasi pada siswa
b.
Berpijak pada
pendekatan sistem
c.
Teruji secara empiris
3. Hubungan Perencanaan
dan Desain Pembelajaran
Perencanaan berbeda dengan Desain
pembelajaran, namun keduanya memiliki
hubungan yang sangat erat sebagai
program pembelajaran. Perencanaan lebih menekankan pada proses pengembangan
kurikulum sekolah, sedangkan Desain menekankan pada proses merancang program
pembelajaran untuk membantu proses belajar siswa.
B. MODEL- MODEL DESAIN
INTRUKSIONAL
Banyak model desain pembelajaran
yang dikembangkan oleh para ahli antara lain :
1. Model Kemp
Mengembangkan
Sistem intruksional bisa dari mana saja, asalkan urutan komponen tidak diubah,
dan setiap komponen itu memerlukan
revisi untuk mencapai hasil yang maksimal.
2. Model Banathy
Komponen
model ini memandang bahwa penyusunan sistem ini dilakukan melalui tahapan-
tahapan yang jelas, yakni ada 6 tahapan antara lain :
a.
Menganalisis dan
merumuskan tujuan
b.
Merumuskan kriteria tes
yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai
c.
Menganalisis dan
kegiatan belajar
d.
Merancang sistem
e.
Mengimplementasikan dan
melakukan kontrol kualitas sistem
f.
Mengadakan perbaikan
dan perubahan berdasarkan evaluasi
3. Model PPSI ( Prosedur
Pengembangan Sistem Instruksional)
Model PPSI
adalah model yang dikembangkan di Indonesia untuk mendukung pelaksanaan
kurikulum 1975. PPSI terdiri dari 5 tahap yakni :
a.
Merumuskan tujuan
b.
Mengembangkan alat
evaluasi
c.
Mengembangkan kegiatan
belajar mengajar
d.
Mengembangan program kegiatan
pembelajaran
BAB. VI
MODEL DESAIN SISTEM
PEMBELAJARAN BERORIENTASI PENCAPAIAN KOMPETENSI
A. LATAR BELAKANG
Pertama,
lahirnya Undang- Undang No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, Tap MPR
No.IV/MPR/1999 tentang arah kebijakan Pendidikan dimasa depan. Undang- undang No 25 tahun 2000 tentang
kewenangan pemerintahan dan kewenangan provinsi sebagai daerah otonom,serta
lahirnya Undang – Undang No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional,
berimplikasi pada kebijakan penyelenggaraan perubahan sistem pengelolaan
pendidikan dari yang bersifat sentralisasi
kepada desentralisasi.Kedua, kurikulum
berorientasi pada pencapaian kompetensi (KBK dan KTSP) , yang memiliki
perbedaan yang mendasar dibandingkan kurikulum sebelumnya. Ketiga,Kurikulum berorientasi pada pencapaian kompetensi merupakan
perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang
dimiliki siswa.
B. MODEL DSI- Pk
Model Desain Sistem Instruksional
Berorientasi Pencapaian Kompetensi adalah gambaran proses rancangan sistematis
tentang pengembangan pembelajaran. Prosedur DSI-PK memiliki 3 bagian penting
yakni :
1. Analisis
kebutuhan, yakni penjaringan informasi tentang kompetensi yang dibutuhkan anak
didik sesuai dengan jenjang pendidikan.
2. Pengembangan
yaitu proses mengorganisasikan materi pelajaran.
3. Pengembangan
alat evaluasi
BAB.VII
MERANCANG ANALISIS
KEBUTUHAN
A. PENGERTIAN ANALISIS
KEBUTUHAN
Analisis kebutuhan adalah proses
prioritas kebutuhan pendidikan. Kebutuhan itu pada dasarnya adalah kesenjangan
antara apa yang telah disediakan dengan apa yang diharapkan.
B. LANGKAH–LANGKAH
ANALISIS KEBUTUHAN
Langkah- langkah analisis kebutuhan
antara lain :
1.
Tahapan pengumpulan
informasi
2.
Tahapan identifikasi
kesenjangan
3.
Analisis performance
4.
Mengidentifikasi
kendala beserta sumber- sumbernya
5.
Mengidentifikasi
karakteristik siswa
6.
Mengidentifikasi tujuan
7.
Menentukan permasalan
C. SUMBER ANALISIS
KEBUTUHAN
Secara
umum ada 2 jenis analisis kebutuhan,yakni :
1. Analisis
kebutuhan akademis.
yaitu kompetensi yang harus dimiliki
siswa sesuai dengan kurikulum yang berlaku yakni KTSP.
2. Analisis
Nonakademis.
Undang- undang No.20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional pasal 36 ayat 1, menjelaskan bahwa daerah dapat mengembangkan
kurikulum muatan lokal,yakni kurikulum yang memiliki kekhasan sesuai dengan
kebutuhan daerah, serta aspek pengembangan diri
yang sesuai dengan minat siswa. Selanjutnya ayat 2, menjelaskan bahwa
kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip
diversivikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta
didik atas dasar itulah, dalam proses pengembangan desain pengembangan sekolah
memiliki ruang yang cukup luas untuk mengembangkan isi kurikulum sesuai dengan
kebutuhan siswa, potensi, dan karakteristik daerah masing-masing.
BAB. VIII
PENGEMBANGAN KOMPETENSI
SEBAGAI TUJUAN PEMBELAJARAN
A.
PENTINGNYA
PERUMUSAN TUJUAN
Tujuan merupakan pengikat segala aktifitas
guru dan siswa. Oleh sebab itu merumuskan tujuan merupakan langkah pertama yang
harus dilakukan dalam merancang sebuah perencanaan program pembelajaran. Ada
beberapa alasan, mengapa tujuan perlu dirumuskan yaitu :
1. Untuk
mengevaluasi efektifitas keberhasilan
proses pembelajaran
2. Sebagai
panduan dan pedoman kegiatan belajar siswa
3. Untuk
membantu dalam mendesain pembelajaran
4. Sebagai
control dalam menentukan batas- batas dan kualitas pembelajaranatas dasar hal tersebut, maka setiap guru perlu memahami
dan terampil merumuskan tujuan pembelajaran.
B.
TUJUAN
UMUM DAN TUJUAN KHUSUS
1.
Hiearki
Tujuan Pendidikan
Tujuan Pendidikan
Nasional (TPN ) adalah tujuan yang bersifat paling umum dan merupakan sasaran
akhir yang harus dijadikan pedoman oleh setiap usaha pendidikan. Tujuan
pendidikan umum biasanya dirumuskan dalam bentuk perilaku yang ideal sesuai
dengan pandangan hidup dan filsafat suatu bangsa yang dirumuskan oleh
pemerintah dalam bentuk Undang- Undang. Secara jelas tujuan Pendidikan Nasional
yang bersumber dari sistem nilai Pancasila dirumuskan dalam Undang-Undang No.20
Tahun 2003, pasal 3, yang merumuskan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk berwatak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman
danbertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
2.
Klasifikasi
tujuan pendidikan
Menurut Bloom, bentuk perilaku sebagai
tujuan yang harus dirumuskan dapat digolongkan kedalam 3 klasifikasi yaitu :
a. Domain
Kognitif
Adalah tujuan pendidikanyang berhubungan
dengan kemampuan intelektual atau
kemampuan berfikir
b.
Domain Afektif
Domain ini berkenaan dengan sikap, nilai- nilai
dan apresiasi
c.
Domain Psikomotorik
Domain ini berkenaan
dengan keterampilan siswa.
C. TUJUAN DAN KOMPETENSI
Terdapat beberapa aspek dalam setiap kompetensi sebagai
tujuan yang ingin dicapai, yaitu :
1. Pengetahuan(
knowledge), yaitu kemampuan dalam bidang kognitif
2. Pemahaman(Understanding),
yaitu kedalaman pengetahuan yang dimiliki setiap individu.
3.
Kemahiran (skil), yaitu
kemampuan individu untuk melaksanakan praktik tentang tugas
4. Nilai
(value), yaitu norma- norma yang dianggap baik oleh setiap individu
5. Sikap
(attitude), yaitu pandangan individu terhadap sesuatu
6. Minat
(interest), yaitu kecendrungan individu untuk melakukan sesuatu perbuatan
Kompetensi diklasifikasikan menjadi 3
jenis, yakni :
a. Kompetensi
lulusan
Adalah kemampuan minimal yang harus
dicapai oleh peserta didik, setelah tamat mengikuti pendidikan jenjang atau satuan pendidikan
tertentu
b.
Kompetensi Standar
Yaitu kemampuan minimal yang harus
dicapai setelah anak didik menyelesaikan suatu mata pelajaran tertentu pada setiap
jenjang pendidikan yang diikutinya.
c.
Kompetensi dasar
Adalah kemampuan minimal yang harus
dicapai peserta didik dalam pengusaan konsep atau materi pelajaran yang
diberikan dalam kelas pada jenjang pendidikan tertentu.
BAB.IX
PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN
A. HAKIKAT MATERI PEMBELAJARAN
Materi pelajaran merupakan bagian terpenting dalam proses
pembelajaran, bahkan dalam pengajaran yang berpusat pada materi pelajaran, materi pelajaran
merupakan inti dari kegiatan pembelajaran. Menurut Merril (1997 ), isi materi
pelajaran dapat dibedakan menjadi 4
macam yaitu :
1.
Fakta
2.
Konsep
3.
Prinsip
4.
Prosedur.
B.
SUMBER
MATERI PEMBELAJARAN
Sumber materi pembelajaran yang
dapat dimanfaatkan untuk proses pembelajaran dapat dikategorikan sebagai
berikut :
a.
Tempat atau lingkungan
b.
Orang atau narasumber
c.
Objek
d.
Bahan cetak dan
noncetak
C. PENGEMASAN MATERI
PEMBELAJARAN
1. Prinsip Pengemasan
Pengemasan
materi dan pesan pembelajaran dapat dilakukan dengan dua cara yakni pengemasan
secara visual, dan pengemasan dalam bentuk cetakan. Beberapa pertimbangan
teknis dalam mengemas materi pelajaran antara lain adalah :
a. Kesuaian
dengan tujuan yang harus di capai
b. Kesederhanaan
c. Unsur-
unsur desain pesan
d. Pengorganisasian
bahan dan petunjuk penggunaannya.
2. Bentuk-bentuk Pengemasan
Beberapa bentuk pengemasan materi pelajaran yakni :
a. Materi
pelajaran terprogram
b. Pengemasan
materi pelajaran melalui modul
c. Pengemasan
materi pelajaran kompilasi
BAB. X
PENGEMBANGAN PENGALAMAN
BELAJAR
A. HAKIKAT PENGALAMAN
BELAJAR
Pengalaman
belajar adalah sejumlah aktifitas siswa yang dilakukan untuk memperoleh
informasi dan kompetensi baru sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
1.
Pengalaman
belajar menurut Gagne
Menurut Gagne ( 1991 ) ada 8 tipe
pengalaman belajar dari pengalaman yang sederhana sampai yang kompleks antara
lain :
a. Belajar
signal, yakni melalui isyarat
Belajar mereaksi perangsang melalui penguatan, yakni pengalaman belajar
terarah
b. Belajar
membentuk rangakaian, yakni menghubungkan gejala sehingga menjadi kesatuan rangkaian yang utuh.
c. Belajar
asosiasi verbal, yakni pengalaman belajar dengan kata-kata manakala ia menerima perangsang.
d.
Belajar membedakan atau
diskriminasi, yakni mengenal sesuatau ciri-ciri yang memiliki kekhasan tertentu.
e.
Belajar konsep ,adalah
menentukan ciri dari objek yang dipelajarinya
f.
Belajar aturan atau hukum,
yakni menghubungkan konsep-konsep.
g.
Belajar problem
solving, yakni untuk memecahkan masalah melalui penggabungan beberapa kaidah atau aturan.
2.
Belajar
menurut Pieget
Pandangan-pandangan
Jean pieget seorang psikolog ini percaya
bahwa anak belajar sesuai dengan tahapannya. Pengalaman belajar menurut Pieget
ini berlangsung dalam diri setiap individu melalui proses konstruksi
pengetahuan. Oleh sebab itu teori
pieget terkenal dengan teori
konstruktivistik.
B. PERTIMBANGAN
–PERTIMBANGAN MENENTUKAN PENGALAMAN BELAJAR
Terdapat beberapa pertimbangan ketika
kita merancang dan mengembangkan pengalaman belajar siswa yaitu :
1.
Sesuai dengan tujuan
atau kompetensi yang akan dicapai.
2.
Sesuai dengan jenis
bahan atau materi pelajaran
3.
Ketersediaan sumber
belajar
C.
TAHAPAN PENGEMBANGAN PENGALAMAN BELAJAR
Proses memberikan pengalaman belajar
pada siswa, secara umum terdiri dari 3 tahap yakni, tahap permulaan (
prainstruksional ), tahap pengajaran ( instruksional ), dan tahap penilaian
atau tindak lanjut.
D. PEMBELARAN BERORIENTASI AKTIVITAS SISWA
Pengembangan pengalaman pembelajaran pada
hakikatnya didesain untuk membelajarkan siswa. Dengan demikian dalam mendesain
pembelajaran siswa harus ditempatkan sebagai faktor utama,setiap siswa harus
memiliki pengalaman belajar secara optimal. Dengan kata lain pembelajaran
ditekankan atau berorientasi pada
aktivitas siswa.
E. GURU DALAM PENGEMBANGAN
PENGALAMAN BELAJAR
Dalam pengembangan pengalaman belajar
guru tidak berperan sebagai satu- satunya
sumber belajar yang bertugas menuangkan materi pelajaran kepada siswa,
akan tetapi yang lebih penting adalah
bagaimana memfasilitasi agar siswa
belajar. Ada beberapa kegiatan yang
dapat dilakukan guru, antara lain :
1.
Mengemukakan berbagai alternative
tujuan pembelajaran yang harus dicapai sebelum
kegiatan pembelajaran dimulai.
2.
Menyusun tugas- tugas
belajar bersama siswa.
3.
Memberikan informasi
tentang kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan.
4.
Memberikan bantuan dan
pelayanan kepada siswa yang memerlukan.
5.
Memberikan motivasi,
mendorong siswa untuk belajar, membimbing dan lainnya.
6.
Membantu siswa dalam
menarik suatu kesimpulan.
F. STRATEGI DAN METODE
PEMBELAJARAN
1. Pengertian Strategi dan
Metode Pembelajaran
Strategi adalah rencana yang
berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan. Sementara Strategi
pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan
siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi.
2. Jenis-Jenis Strategi
Pembelajaran
Ada beberapa strategi pembelajaran
sebagai upaya memberikan pengalaman belajar kepada siswa.
a. Strategi pembelajaran
Exspositori
Adalah strategi pembelajaran yang
menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru
kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai pelajaran
secara optimal
Ada beberapa langkah dalam
penerapan strategi ekspositori yaitu :
1.
Persiapan
2.
Penyajian
3.
Korelasi
4.
Menyimpulkan
5. Mengaplikasikan
b. Setelah pembelajaran
Inkuiri
Adalah rangkaian kegiatan pembelajaran
yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari
dan menemukan sendiri jawaban yang sudah
pasti dari suatu masalah yang dipertanyakan.
Secara
umum proses pembelajaran dengan menggunakan SPI dapat mengikuti langkah- langkah
sebagai berikut:
1.
Orientasi
2.
Merumuskan masalah
3.
Merumuskan hipotesis
4.
Mengumpulkan data
5.
Menguji hipotesis
6.
Merumuskan kesimpulan
c.
Strategi pembelajaran
kooperatif
Ini Merupakan model pembelajaran dengan
menggunakan sistem pengelompokan yaitu
antara 4 sampai 6 orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademis, jenis
kelamin, ras, atau suku yang berbeda ( heterogen).
1. Penjelasan
materi
2. Belajar
dalam kelompok
3. Penilaian
4. Pengakuan
tim
BAB.
XI
PENGEMBANGAN
MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
A.
PENTINGNYA
MENGEMBANGKAN MEDIA PEMBELAJARAN
Untuk memahami peranan media dalam
proses mendapatkan pengalaman belajar
bagi siswa. Proses pembelajaran adalah proses komunikasi antara guru dan
siswa melalui bahasa verbal sebagai media utama penyampaian materi pelajaran.
B. PENGERTIAN MEDIA PEMBELAJARAN
Media adalah alat untuk memberi perangsang
bagi peserta didik supaya terjadi proses belajar.Rossi dan Breidle ( 1966 ) ,
mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat
dipakai untuk tujuan pendidikan.
C.
PROSES
PEMBELAJARAN SEBAGAI PROSES KOMUNIKASI
Proses belajar mengajar hakikatnya
adalah proses komunikasi, dimana guru berperan sebagai pengantar pesan dan
siswa sebagai penerima pesan. Pesan yang dikirimkan oleh guru berupa materi
pelajaran yang dituangkan kedalam simbol- simbol komunikasi baik verbal ( kata- kata dan tulisan) maupun
nonverbal , proses ini dinamakan enconding.
D. FUNGSI DAN MANFAAT
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN
Beberapa fungsi dan manfaat penggunanaan
media pembelajaran yakni:
1. Menangkap
suatu objek atau peristiwa- peristiwa tertentu
2. Memanipulasi
keadaan, peristiwa, atau objek tertentu
3. Menambah
gairah dan motivasi belajar siswa.
4. Media
pembelajaran memiliki nilai praktis sebagai berikut :
a. Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang
dimiliki siswa
b. Media
dapat mengatasi batas ruang kelas
E.
KLASIFIKASI
DAN MACAM – MACAM MEDIA PEMBELAJARAN
Media pembelajaran dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi antara lain:
1. Dilihat
dari sifatnya, media dapar dibagi kedalam :
a. Media
auditif yaitu media yang hanya dapat didengar saja.
b. Media
audiovisual, yaitu jenis media selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar.
2. Dilihat
dari kemampuan jangkauannya, media dapat pula dibagi kedalam :
a. Media
yang memilki daya liput yang luas dan serentak seperti radio dan televisi
b. Media
yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu, seperti film , slide, video.
3. Dilihat
dari cara atau teknik pemakaiannya, media dapat dibagi kedalam :
a. Media
yang diperoyeksikan, seperti slide, film
b. Media
yang tidak diproyeksikan ,seperti gambar, foto, lukisan, radio.
F.
KARAKTERISTIK
BEBERAPA MEDIA PEMBELAJARAN
1. Media
grafis (visual diam)
Media
grafis termasuk media visual diam. Macam- macam media grafis antara lain :
a. Gambar
/ foto
b.Diagram
c. Bagan
d. Poster
e. Grafik
2. Media
proyeksi
Media proyeksi adalah media yang
dapat digunakan dengan bantuanproyektor, jenis media nya antara lain, video,
over head transparasi.
3. Media
audio
Media audio adalah media atau bahan
yang mengandung pesan dalam bentuk auditif, seperti piringan hitam.
4. Media komputer
Komputer merupakan jenis media yang secara virtual
dapat menyediakan respons yang segera
terhadap hasil belajar yang dilakukan oleh siswanya.
G.
PRINSIP-
PRINSIP PEMILIHAN DAN PENGGUNAAN MEDIA
1.
Prinsip
pemilihan media
Ada
beberapa prinsip yang harus diperhatiakan dalam pemilihan media, antara lain :
a. Pemilihan
media harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
b. Pemilihan
media harus berdasarkan konsep yang jelas.
c. Pemilihan
media harus disesuaikan dengan karakteristik siswa.
d. Pemilihan media harus sesuai dengan gaya belajar siswa
dan kemampuan guru.
e. Pemilihan
media harus sesuai dengan kondisi lingkungan.
2.
Prinsip
penggunaan media pembelajaran.
Ada
beberapa prinsip penggunaan media belajar antara lain :
a. Media
yang digunakan harus sesuai dan diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran
b. Media
yang digunakan harus sesuai dengan materi yang diajarkan
c. Media
yang digunakan harus sesuai dengan
minat, kebutuhan dan kondisi siswa
d. Media
yang digunakan harus memerhatikan efektif dan efisien
e. Media
yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam mengoperasikan
BAB. XII
PENGEMBANGAN ALAT
EVALUASI
A.
TES
DAN TUJUAN PEMBELAJARAN
Desain pembelajaran berkaitan erat
dengan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Dalam konteks kurikulum
berorientasi pada pencapaian kompetensi, tujuan ini dirumuskan dalam bentuk
kompetensi, yakni kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa. Kompetensi yang
harus dicapai dirumuskan dalam perubahan perilaku yang terukur yang kemudian
dinamakan tes objective.
B.
HASIL
TES BELAJAR
1. Pengertian
tes
Tes
adalah item-item yang secara langsung mengukur keberhasilan siswa mencapai
kompotensi.
2. Petunjuk
pengembangan tes pengukuran keberhasilan
Ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam tes pengukuran yakni :
a. Item
tes diturunkan dari indikator hasil belajar.
b. Harus
berorientasi pada hasil belajar.
c. Menjelaskan
dalam kondisi bagaimana hasil belajar itu dapat ditunjukan
d. Setiap
indikator hasil belajar sebaiknya disusun lebih dari satu item tes.
3. Kriteria
tes
Sebagai
alat ukur dalam proses evaluasi, tes harus memiliki 2 kriteria yaitu, validitas
dan reliabilitas.
4. Jenis-
jenis tes
Ada
beberapa jenis tes antara lain :
a.
Tes essay
b.
Tes lisan
c.
Tes perbuatan
d.
Tes objective
C.
EVALUASI
PEMBELAJARAN
1. Pengertian
Evaluasi
merupakan suatu proses memberikan pertimbangan mengenai nilai dan arti sesuatu
yang dipertimbangkan
2. Fungsi
evaluasi
a. Evaluasi
merupakan alat penting sebagai umpan balik bagi siswa.
b. Untuk
mengetahui bagaimana ketercapaian siswa
dalam menguasai tujuan yang telah ditentukan.
c. Evaluasi
dapat memberikan informasi untuk mengembangkan kurikulum.
d. Dapat
digunakan oleh siswa secara individual dalam mengambil keputusan.
e. Berguna
untuk para pengembang kurikulum khususnya dalam menjelaskan tujuan kurikulum.
f. Sebagai
umpan balik bagi semua pihak yang berkepentingan dengan pendidikan disekolah.
D.
UJIAN
NASIONAL
Pelaksanaan Ujian Akhir Nasional yang
hasilnya dijadikan standar kelulusan suatu lembaga pendidikan menimbulkan pro
dan kontra. Terdapat beberapa alasan bagi mereka yang pro dengan UAN antara
lain :
1. UAN
merupakan alat untuk mendongkrak dan meningkatkan kualitas pendidikan.
2. Sebagai
control dan alat pemersatu bangsa.
3. Meningkatkan
persaingan antar sekolah dalam meningkatkan kinerja.
4. Sebagai
alat akuntabilitas pendidikan kepada masyarakat.
Alasan-alasan tersebut memang rasional. Melalui
UAN sekolah akan berusaha meningkatkan kinerjanya dengan harapan tidak adanya
siswa yang tidak lulus.
BAB. XIII
MENGENAL
PERKEMBANGAN SISWA SEBAGAI SUBJEKBELAJAR
1.
Ciri-ciri
unik siswa
Terdapat
keunikan-keunikan yang terjadi pada diri manusia.
a. Manusia
berbeda dengan makhluk lain, seperti dengan binatang.
b. Baik
secara fisiologis ataupun psikologis manusia adalah makhluk yang statis, akan
tetapi makhluk yang dinamis, makhluk yang selama nya mengalami perkembangan dan
perubahan
c. Dalam
setiap perkembangannya manusia memiliki kararkteristik yang berbeda.
2.
Peran
pendidikan perkembangan siswa
Siswa
adalah makhluk yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tahapan nya.Namun
mereka bukanlah benda yang bersifat statis namun mereka adalah individu yang
dinamis yang memiliki karakteristik tertentu pda setiap tahap perkembangannya.
Perkembangan adalah proses perubahan fisik beserta fungsi-fungsinya, setiap
manusia akan berubah kearah yang lebih baik.
B.
BENTUK
PERKEMBANGAN SISWA
Ada tiga bentuk perkembangan yang terjadi pada setiap
manusia yakni : perkembangan pertama Motorik, yaitu perkembangan yang berkaitan
dengan perubahan kemampuan fisik, kedua Kognitif adalah perkembangan yang
berkenaan dengan perilaku mental seseorang yang meliputi, pemahaman,
pertimbangan, pengolahan informasi, dan pemecahan masalah, ketiga perkembangan sosial dan moral, yaitu dasar dalam proses
pendidikan.
C.
PENERAPAN
SETIAP ASPEK PERKEMBANGAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN
1.
Melatih
kemampuan dan pengembangan fisik
Perkembangan
fisik manusia berkembang secara bertahap. Proses pendidikan harus sesuai dengan
irama perkembangan fisik. Proses pendidikan yang mampu mengembangkan fisik
siswa sesuai dengan irama perkembangan fisik yang memiliki setiap anak akan menjadi modal dasar untuk perkembangan
lebih lanjut.
2.
Pembelajaran
pengembangan Aspek Kognitif
Aspek
kognitif berkaitan dengan kemampuan intelektual, yakni kemampuan anak dalam
menggunakan otak untuk berfikir. Kemampuan anak dalam menggunakan otak adalah
salah satu karakteristik yang dimiliki oleh manusia sehingga membedakannya
dengan makhluk lain.
3.
Pendidikan
Moral siswa
Pendidikan
moral merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam proses pendidakan. Terdapat
beberapa hal dalam pendidikan moral yakni, pendidikan karakter, klarifikasi
nilai dan pendidikan nilai kognitif.Pendidikan karakter merupakan pendidikan
yang bersentuhan langsung dengan pembentukan moral anak.
KESIMPULAN
Buku ini menghadirkan pemaparan komprehensif perencanaan dan desain pembelajaran baik ditinjau dari model-modelnya maupun pengembangan tiap komponen. Pada bagian awal pembahasan difokuskan kepada tentang konsep yang berkaitan dengan perencanaan dan desain pembelajaran termasuk model Desain Sistem Instruksional berorientasi Pencapaian Kompetensi (DSI-PK) untuk mendukung keberhasilan KTSP. Pada bagian selanjutnya, berpusat pada pengembangan berbagai komponen perencanaan dan desain dari mulai pengembangan analisis kebutuhan, tujuan dan kompetensi, materi dan pengalaman belajar, pengembangan media sampai pengembangan akar evaluasi pembelajaran (termasuk catatan untuk Ujian Akhir Nasional).
BOOK REPORT
BUKU
PERENCANAAN DAN DESAIN SISTEM PEMBELAJARAN
Oleh
:Prof. Dr. H. Wina sanjaya, M.Pd
Disusun
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Perencanaan
Pendidikan yang diampu oleh Prof.
Dr. Murniati AR, M.Pd
Oleh:
Z u y y i n a
Kelas A1(regular pagi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar