Sabtu, 20 Februari 2016

contoh Proposal Pascasarjana Magister Administrasi Pendidikan




A.    Judul Tesis
      Strategi Manajemen Sumber Daya Manusia STKIP Muhammadiyah Aceh Tengah.
B.     Latar Belakang Masalah
     Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, pada abad ke-XX1 lembaga pendidikan tinggi Indonesia menghadapi tantangan multi-dimensional. Dalam kondisi seperti ini pendidikan tinggi dituntut memiliki sumber daya manusia yang berkualitas  tinggi dan profesional, agar mampu meningkatkan mutu kinerjanya secara berkelanjutan, sehingga dalam  menjalankan misi utamanya dapat menciptakan sumber daya manusia bermutu yang mampu bersaing dengan sumber daya manusia negara lain. 
     Pendidikan tinggi juga berharap agar sumber daya manusia mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi handal yang sangat diperlukan untuk membangun masa depannya, serta mampu berpartisipasi bersama masyarakat membangun bangsa dan negara melalui pengalaman berbagai ilmu, budaya, seni dan teknologi untuk mengatasi segala kendala dan masalah yang ada.
       Pendidikan dianggap sebagai suatu investasi yang paling berharga dalam bentuk peningkatan kualitas sumber daya insani untuk pembangunan suatu bangsa. Sering kali kebesaran suatu bangsa diukur dari sejauh mana masyarakatnya mengenyam pendidikan. Semakin  tinggi pendidikan yang dimiliki oleh suatu masyarakat, maka semakin majulah bangsa tersebut. Kualitas pendidikan tidak hanya dilihat dari segi kelengkapan fasilitas pendidikan yang tersedia, tetapi sejauhmana lulusan suatu pendidikan dapat membangun manusia yang paripurna sebagaimana tahapan pendidikannya.
      Pada hakikatnya pendidikan yang menyumbang terhadap pembangunan bangsa adalah pendidikan formal, pendidikan non-formal, dan pendidikan informal. Ketiga jalur tersebut merupakan trilogi pendidikan yang secara sinergis membangun bangsa melalui pembangunan sumber daya  insani dari tidak tahu menjadi tahu, dari tahu menjadi terampil, dan dari terampil menjadi ahli.
   Sumbangan pendidikan  terhadap pembangunan suatu bangsa tentu bukan hanya sekedar penyelenggaraan pendidikan, tetapi pendidikan yang bermutu, baik dari sisi input, proses, out put, maupun out come. Input pendidikan yang bermutu adalah guru-guru yang bermutu, peserta didik yang bermutu, kurikulum yang bermutu, fasilitas yang bermutu, dan berbagai aspek penyelenggaraan pendidikan yang bermutu. Proses pendidikan yang bermutu adalah proses pembelajaran yang bermutu. Output pendidikan yang bermutu adalah lulusan yang memiliki kompetensi. Dan outcome pendidikan yang bermutu adalah lulusan yang mampu melanjutkan pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi.
         Pendidikan saat ini, dihadapkan pada berbagai tantangan baik nasional, maupun internasional, tantangan nasional muncul dari dunia ekonomi, sosial, budaya, politik dan keamanan. Sementara tantangan dunia internasional menunjukan bahwa Indonesia saat ini akan menghadapi berbagai persaingan global, seiring dengan berlangsungnya globalisasi, khususnya dalam perdagangan. Selain globalisasi, perkembangan teknologi informasi juga menjadi tantangan besar bagi bangsa Indonesia. Pemecahan masalah nasional dan pemenangan persaingan global ini menuntut dimilikinya sumber daya manusia yang kompeten dibidangnya dan disertai juga dengan akhlak yang mulia, karena jawaban untuk tantangan nasional dan internasional adalah pendidikan yang bermutu yakni kunci untuk membangun manusia yang kompeten dan beradap. Sumber  daya manusia mempunyai peranan yang sangat besar dalam semua aspek pembangunan suatu bangsa. Meskipun sarana dan prasarana cukup memadai, akan tetapi jika tidak disertai pengelolaan yang profesional maka sarana dan prasarana tersebut tidak akan terlalu banyak berarti bagi penunjang dalam proses pembelajaran.
         Lembaga tinggi sebagai salah satu institusi pendidikan merupakan lembaga yang bertugas untuk membangun peserta didik agar sanggup memecahkan masalah nasional (internal) dan internasional (eksternal), dalam hal ini lembaga pendidikan tinggi juga diharapkan agar mampu, meningkatkan misi Tri Darma Perguruan tinggi  dengan meningkatkan mutu pendidikannya, karena perguruan tinggi merupakan satu-satunya institusi pokok yang berfungsi untuk menghasilkan sumber daya manusia yang handal serta berkualitas. Diantaranya adalah dengan manajemen lembaga pendidikan tinggi yang mengutamakan mutu dan profesional dosen, sehingga kinerja dosen dapat  ikut meningkatkan mutu suatu lembaga pendidikan.
Salah satu penyebab rendahnya mutu pendidikan adalah karena belum terlaksananya manajemen pendidikan secara profesional di lembaga-lembaga pendidikan tinggi. Agar semua subsistem berjalan dan berproses dengan baik, maka perlu ditata secara profesional. Profesional dibidang pendidikan memerlukan syarat-syarat pendidikan, keilmuan, teknologi dan seni sampai mencapai tingkat tertentu sehingga dapat memenuhi standar. Jika mutu lulusan yang akan ditingkatkan, maka yang perlu di tata adalah sistem pengajaran, calon mahasiswa yang akan masuk, dosen, kurikulum, serta sarana dan prasarana sebagai penunjang proses belajar mengajar. 
Pada beberapa lembaga tinggi, upaya untuk meningkatkan mutu dosen belum terlalu maksimal, sehingga didapati kurangnya mutu dan dosen profesional di beberapa perguruan tinggi, hal ini tentunya berdampak pada mutu lulusan (out-put) yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan tinggi tersebut.
Untuk itu upaya untuk meningkatkan mutu dan profesional dosen adalah dengan memberikan kesempatan  untuk mengembangkan profesinya, melalui berbagai cara diantaranya, pelatihan, dan mengikuti pendidikan lanjutan  kejenjang yang lebih tinggi. Permasalahan yang sama juga dihadapi oleh STKIP Muhammadiyah Aceh Tengah sebagai salah satu lembaga pendidikan tinggi, yang bernaung dibawah yayasan Muhammadiyah, namun juga tidak terlepas  dari sistem Pendidikan Nasional. STKIP Muhammadiyah Aceh Tengah telah berupaya untuk meningkatkan mutu dan dosen yang profesional, namun dalam proses pelaksanaannya masih mengalami hambatan, yang masih memerlukan pengelolaan manajemen yang berorientasi pada kualitas yang berkelanjutan dan persamaan visi dan misi tentang perguruan tinggi.
Untuk menjalankan roda organisasi pada STKIP  Muhammadiyah Aceh Tengah maka secara manajerial hubungan antara atasan dengan bawahan dan spesialisasi kerja dilihat dilihat dari struktur organisasi dan kepemimpinan yang ada yakni terdiri dari, Yayasan, BPH, Senat, Puket I, Puket II dan Puket III.
Organisasi STKIP Muhammadiyah Aceh Tengah berada dibawah naungan Yayasan Muhammadiyah dalam hal ini Pimpinan Daerah Muhammadiyah Aceh Tengah, ketua STKIP Muhammadiyah Aceh Tengah berada dibawah Badan Pembina Harian (BPH) dan selalu berkoordinasi dan berkonsultasi dengan Senat STKIP Muhammadiyah Aceh Tengah, Ketua STKIP Muhammadiyah Aceh Tengah dibantu oleh tiga orang pembantu ketua yakni ketua I, Ketua II, dan pembantu ketua III. Dibawah pembantu ketua terdapat ketua Prodi dan Sekretaris prodi, Kepala Tata Usaha bertanggung jawab kepada ketua dan membawahi subbag Akademik dan Umum, subbag kepegawaian dan keuangan/bendahara umum, dan subbag kemahasiswaan, alumni dan perlengkapan, selanjutnya Dosen dan Tenaga Kependidikan lainnya yang bertanggung jawab langsung pada pembantu ketua I bidang akademik.
Salah satu unsur pelaksana akademik yang sangat berperan dan sangat penting dalam menunjang pelaksanaan fungsi lembaga perguruan tinggi dalam melaksanakan kegiatan pendidikan dan pengajaran adalah dosen, selain pendidik dan tenaga pendidik  dosen juga berfungsi sebagai perencana dan penyelenggara program-program perguruan tinggi tersebut. Dosen memegang peran yang teramat penting terhadap kualitas dan kuantitas tenaga akademik.
      Pada STKIP Muhammadiyah Aceh Tengah ada kecendrungan bahwa proses pengelolaan manajemen SDM dosennya masih belum terlaksana dengan baik, kebijaksanaan pimpinan dalam perencanaan SDM dosen yang kurang bijaksana berkaitan erat dengan kinerja dosen yang rendah, hal tersebut tampak pada saat proses perencanaaan pengadaan tenaga dosen STKIP Muhammadiyah Aceh Tengah tidak terlaksana dengan baik, sehingga didapati adanya kelebihan dosen dalam satu mata kuliah  dan sebaliknya masih terdapat beberapa mata kuliah yang tidak memiliki dosen dengan bidang studi yang relevan dan hal ini jelas dosen tersebut tidak memiliki spesialisasi yang tepat. Hal ini menyangkut ketidak profesionalan, keefektifan dan keefisienan dosen pada lembaga pendidikan tinggi tersebut yang akan berpengaruh pada proses pencapaian tujuan pendidikan.
Dilingkungan STKIP Muhammadiyah Aceh Tengah ditemukan adanya ketidaksesuaian dalam proses perekrutan dan penempatan tenaga dosen tersebut, hal ini mengakibatkan pembagian mata kuliah belum sepenuhnya berdasarkan keahlian, tetapi lebih berdasarkan pada pemerataan.
  Pada STKIP Muhammadiyah Aceh Tengah juga terlihat bahwa motivasi yang diberikan pimpinan kepada para dosen untuk berbagai kegiatan pendidikan cukup sering, namun masih banyak dosen yang belum termotivasi untuk meningkatkan pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi, hal yang paling utama lagi adalah bahwa pelatihan dan pengembangan dosen tersebut sangat tergantung pada ketersediaan dana.
Dari penelitian pendahuluan penulis, di STKIP Muhammadiyah Aceh Tengah ditemukan beberapa fenomena atau kecendrungan umum yang secara ringkas yang dapat penulis ungkapkan antara lain sebagai berikut:
1.  Perencanaan SDM pada STKIP Muhammadiyah Aceh Tengah masih belum sesuai dengan proses perencanaan manajemen sumber daya manusia. Salah satu indikasinya adalah terlihat dari penempatan dosen dalam beberapa mata kuliah tidak sesuai dengan latar belakang keprofesiannya.
22. Peramalan kebutuhan jumlah  tenaga dosen masih belum akurat, sehingga didapati adanya kesenjangan, kelebihan dan kekurangan dosen dalam suatu mata kuliah.
33. Perekrutan dan penempatan  tenaga dosen tidak melalui proses seleksi, tapi masih berdasarkan kebijakan pimpinan, dalam proses tersebut mengakibatkan pembagian mata kuliah belum sepenuhnya berdasarkan keahlian, tapi lebih berdasarkan pada pemerataan.
44.     Dalam proses belajar dan mengajar masih ada dosen yang mengajar belum sesuai dengan silabus.
55.   Masih terdapat dosen yang tidak mempersiapkan satuan acuan pembelajaran.
66.  Pelatihan dan pengembangan dosen sangat tergantung pada ketersediaan dana.
77. Masih belum tersedianya dana untuk pengembangan karir dosen, terutama untuk melanjutkan ke pascasarjana.
88. Pimpinan STKIP Muhammadiyah Aceh Tengah cukup sering memberikan motivasi kepada para dosen untuk mengikuti berbagai kegiatan pendidikan, terutama yang berkaitan dengan peningkatan kualitas dosen dalam kegiatan pembelajaran.
99.    Banyak dosen yang masih berijazah S1 dan belum termotivasi untuk meningkatkan pendidikannya ke program pascasarjana.
Kondisi-kondisi tersebut diatas tidak dapat dibiarkan terus berlanjut, karena dikhawatirkan akan mempengaruhi kinerja dosen sehingga mutu dan profesional dosen terabaikan atau tergolong rendah yang akan mempengaruhi pencapaian tujuan pendidikan. Akan berdampak pula pada mutu lulusan dan sumber daya manusia yang ada dikabupaten Aceh Tengah.
  
C.    Rumusan Masalah 
      Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah  bagaimana  strategi manajemen sumber daya manusia STKIP Muhammadiyah Aceh Tengah ?
D.    Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Tujuan umum penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang  penerapan manajemen sumber daya manusia  pada di STKIP Muhammadiyah Aceh Tengah.
2.      Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengungkapkan :
a.  Strategi manajemen  STKIP Muhammadiyah Aceh Tengah untuk meningkatkan sumber daya manusia.
b. Usaha-usaha yang dilakukan oleh STKIP Muhammadiyah Aceh Tengah untuk mengatasi permasalahan dalam meningkatkan mutu dosen.
c.  Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan manajemen SDM dosen STKIP Muhammadiyah Aceh Tengah.
d.   Kendala-kendala apa yang dihadapi STKIP Muhammadiyah Aceh Tengah dalam mengelola dosen yang ada ?
E.     Pertanyaan Penelitian
       Berdasarkan masalah diatas maka yang menjadi pertanyaan penelitian adalah:
1.  Bagaimana  pelaksanaan manajemen sumber daya manusia pada STKIP Muhammadiyah Aceh Tengah untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia.
2.  Usaha-usaha apa yang dilakukan oleh STKIP Muhammadiyah Aceh Tengah untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia ?
3.  Faktor-faktor apa yang mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan manajemen sumber daya manusia pada STKIP Muhammadiyah Aceh Tengah ?
4.   Kendala-kendala apa yang dihadapi STKIP Muhammadiyah Aceh Tengah dalam mengelola sumber daya manusia ?
F.     Manfaat penelitian
     Penelitian ini diharapkan bermanfaat secara teoritis dan praktis. Manfaat tersebut antara lain :
1.      Secara teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk pengembangan ilmu administrasi pendidikan khususnya dalam manajemen sumber daya manusia perguruan tinggi, dalam aspek pengembangan personal.

2.      Manfaat praktis
Manfaat praktis penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi pihak-pihak yang terkait dengan lembaga pendidikan tinggi antara lain :
a. Pimpinan STKIP Muhammadiyah Aceh Tengah dalam menyusun perencanaan dan menentukan kebijakan sehubungan dengan peningkatan mutu dosen.
b.   Ketua prodi/sekretaris prodi dalam mengatur pelaksanaan mata kuliah dalam kaitannya dengan peningkatan mutu dosen.
c.  Dosen sebagai tenaga akademik yang sangat menentukan dalam keberhasilan lembaga pendidikan tinggi, terutama yang berkaitan dengan kemampuan dosen itu sendiri dalam pelaksanaan tugas sebagai tenaga pengajar.
d.  Pengurus yayasan untuk dijadikan sebagai bahan masukan dalam rangka meningkatkan kualitas penyelenggaraan perguruan tinggi yang diselenggarakannya, khususnya tenaga akademiknya.
G.    Landasan Teoretis
1.      Pengertian konsep Strategi
Hamdani (2011:18) mendefinisikan “strategi sebagai suatu upaya yang dilakukan oleh seseorang atau organisasi untuk sampai pada tujuan”. Departemen Pendidikan Nasional  Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (2008:1340) mendefinisikan, “strategi adalah cara yag cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran yang dinginkan”.  
Adapun ciri-ciri strategi menurut Stoner dan Sirait (Hamdani, 2011:140) adalah sebagai berikut :
1.Wawasan waktu, meliputi cakrawala waktu yang jauh kedepan, yaitu waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tersebut dan waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tersebut dan waktu yang diperlukan untuk mengamati dampaknya.
2. Dampak. Walaupun hasil akhir dengan mengikuti strategi tertentu tidak langsung terlihat jangka waktu lama, dampak akhir akan sangat berarti.
3. Pemusatan upaya. Sebuah strategi yang efektif biasanya mengharuskan pemusatan kegiatan, upaya atau perhatian terhadap rentang sasaran sempit.
4. Pola keputusan. Kebanyakan strategi mensyaratkan bahwa sederetan keputusan tertentu harus diambil sepanjang waktu.
            5.   Peresapan. Sebuah startegi mencakup suatu spektrum kegiatan yang luas mulai dari proses alokasi sumber daya sampai dengan kegiatan operasi harian. Selain itu, konsistensi sepanjang waktu dalam kegiatan-kegiatan ini mengharuskan semua tingkatan organisasi bertindak secara naluri dengan cara-cara yang akan memperkuat strategiDengan demikian, strategi dapat diartikan sebagai suatu susunan, pendekatan, atau kaidah-kaidah untuk mencapai suatu tujuan dengan menggunakan tenaga, waktu, serta kemudahan secara optimal.Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, maka dapat dijelaskan bahwa strategi merupakan suatu siasat, aktifitas atau perilaku organisasi dalam memilih cara yang paling efektif untuk menggunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan yang optimal, dengan melibatkan semua unsur yang ada untuk mencapai tujuan yang optimal, dengan melibatkan semua unsur yang ada dalam organisasi dan komitmen bersama untuk menerapkan strategi tersebut, agar tidak terjadi tumpah tindih  antara program, sehingga dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Strategi berkenaan dengan kegiatan manajemen untuk mencapai tujuan. Menentukan bagaimana suatu lembaga pendidikan tinggi akan dijalankan dan apa yang berhubungan dengan organisasi tersebut, persaingan dan pendekatan bidang fungsional dan kegiatan dilakukan untuk menetapkan organisasi pada posisi yang diinginkan. Dalam hal ini jelas bahwa strategi merupakan suatu siasat, aktivitas, atau perilaku organisasi dalam memilih cara yang paling efektif untuk menggunakan sumber daya dosen guna mencapai tujuan pada suatu lembaga pendidikan tinggi.
2.      Manajemen SDM
Hikmat (2009:39) mengemukakan manajemen sumber daya manusia adalah “manajemen yang difokuskan pada peningkatan personal dalam organisasi, diantaranya memberikan pelatihan dan pendidikan agar siswa menguasai teknik-teknik belajar pelaksanaan kegiatannya, dan penghargaan terhadap prestasinya”.
Husaini (2012:13) mengemukakan bahwa manajemen adalah “seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien”. Sumber daya manusia menurut Hikmat (2009:11) adalah “ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia yang  secara efektif, yang didukung oleh sumber-sumber lainnya dalam suatu organisasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.
Banyak ahli memberikan pengertian tentang manajemen. Sebagaimana dikemukakan oleh beberapa penulis buku manajemen, diantaranya Malayu (Hikmat 2009:12)  mengatakan bahwa manajemen adalah “ilmu yang dan seni mengatur proses pemanfaatan tenaga profesionalitas orang lain”.      Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat disimpulkan, bahwa manajemen sumber daya manusia adalah kebijaksanaan dalam mengelola sumber daya manusia yang termasuk dalam kegiatan manajemen sumber daya manusia dalam organisasi pendidikan adalah Perencanaan, rekrutmen, seleksi, penempatan, pelatihan, dan pengembangan. Selanjutnya mengenai tujuan strategi manajemen sumber daya manusia adalah memperbaiki kontribusi produktif orang-orang atau tenaga kerja terhadap organisasi atau perusahaan dengan cara yang bertanggung jawab secara strategis, etis dan sosial. Para manajer dan departemen sumber daya manusia mencapai maksud mereka dengan memenuhi tujuannya.Tujuan manajemen sumber daya manusia tidak hanya mencerminkan kehendak manajemen senior, tetapi juga harus menyeimbangkan tantangan organisasi, fungsi sumber daya manusia dan orang-orang terpengaruh. Kegagalan melakukan tugas itu dapat merusak kinerja, produktifitas, laba, bahkan kelangsungan hidup organisasi atau perusahaan. Apabila organisasi merupakan suatu lembaga pendidikan tinggi maka yang berwenang adalah rektor, pegawai, dosen, mahasiswa, sampai pada masyarakat pengguna jasa lembaga tersebut ikut terlibat baik langsung maupun tidak langsung. Dengan demikian keberhasilan tidak hanya ditentukan oleh salah satu bagian dari sebuah organisasi, tetapi setiap bagian yang ada dalam organisasi tersebut saling menunjang dengan membentuk sebuah tim yang akan mendatangkan hasil yang diinginkan organisasi. Bagaimanapun juga tujuan dari sebuah organisasi adalah pencapaian out put, untuk mencapai tujuan tersebut harus memperhatikan mutu dari sumber daya ada, yaitu tenaga pendidik/dosen yang merupakan tenaga profesional yang sangat menentukan dalam proses kegiatan proses kegiatan organisasi perguruan tinggi tersebut. Dengan demikian jelas bahwa dalam kedudukan dosen merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sebuah perguruan tinggi. Dilihat pada posisinya, tampak jelas bahwa dosen adalah bagian dari tenaga pendidikan yang ditugaskan pada jenjang pendidikan teratas dalam sistem pendidikan yaitu perguruan tinggi. Dipandang dari segi fungsinya jelas bahwa dosen mengemban fungsi yang sangat penting, dengan orientasi pembinaan sumber daya manusia dan pengembangan IPTEK. Besarnya fungsi dosen dalam sebuah perguruan tinggi sangat membutuhkan keahlian, kemampuan dan loyalitas  yang tinggi. Untuk itu perlu disusun berbagai upaya dalam meningkatkan mutu dosen dengan suatu strategi pengembangan sumber daya manusia
3.      Pentingnya Manajemen SDM 
     Malayu ( 2008:10) mendefinisikan manajemen SDM adalah suatu bidang manajemen yang khusus mempelajari hubungan dan peranan manusia dalam organisasi perusahaan. Unsur manajemen sumber daya manusia adalah manusia yang merupakan tenaga kerja pada perusahaan dan merupakan suatu bidang manajemen dengan menjadikan manusia sebagai fokus, khususnya mempelajari hubungan manusia dalam suatu organisasi. Malayu (2008:10) mengemukakan bahwa “manajemen SDM adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat”. Manajemen SDM lebih fokus pada pembahasan mengenai peraturan peranan manusia, dalam mewujudkan tujuan optimal. Intinya manajemen SDM mengelola tenaga kerja manusia sedemikian rupa dalam mencapai tujuan. SDM tidak saja berperan dalam pembangunan tetapi juga berhubungan dengan kesejahteraan manusia, pembangunan dalam arti yang luas jika dilaksanakan dengan baik akan mendatangkan kesejahteraan bagi manusia. Pendidikan membuat warga negara menjadi mampu dan bertanggung jawab dengan memberikan kesempatan untuk menerima dan memahami nilai-nilai yang mereka anut dan menghargai arti suatu kehidupan bahwa tantangan dan rintangan kehidupan berbangsa akan terus bertambah dalam hal ini hanya dapat diatasi dengan pengembangan kualitas manusia, dalam hal ini pendidikan dan lembaga perguruan tinggi adalah merupakan solusi yang tepat dalam mengatasi permasalahan tersebut.
Adapun fungsi-fungsi manajemen SDM meliputi kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mengisi posisi anggota organisasi dan mempertahankan kinerja yang tinggi. Adapun aktivitas manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan menurut Endang dan Hartini (2009:234) antara lain, “Perencanaan, Pengadaan tenaga kerja, Seleksi, Manajemen Kinerja, Pemberian Kompensasi, Pengembangan Karir”. Lebih jelasnya manajemen tenaga pendidik dan kependidikan diatas akan diuraikan sebagai berikut :
1.      Perencanaan
Perencanaan manajemen tenaga pendidik dan kependidikan adalah pengembangan dan strategi dan penyusunan tenaga pendidik dan kependidikan (SDM) yang komprehensif guna memenuhi kebutuhan organisasi dimasa depan. Perencanaan SDM merupakan awal dari pelaksanaan fungsi manajemen SDM. Walaupun langkah awal yang harus dilaksanakan, perencanaan ini seringkali tidak diperhatikan dengan seksama. Dengan melakukan perencanaan ini, segala fungsi SDM dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien.
2.      Mengadakan tenaga kerja (recruitment)
Melalui informasi yang dapat diketahui status sumber daya manusia yang ada melalui analisis pekerjaan untuk membimbing mereka dalam perekrutan, artinya proses mencari, mengidentifikasi dan menarik calon-calon yang mampu dan memenuhi kriteria yang ditentukan. Sebaliknya apabila dalam perencanaan sumber daya manusia menunjukan adanya kelebihan karyawan dan pimpinan ingin mengurangi pasokan tenaga kerja dalam organisasi tersebut, kegiatan ini disebut pengurangan.
3.      Seleksi (selection)
                  Seleksi didefinisikan sebagai suatu proses pengambilan keputusan dimana individu dipilih untuk mengisi suatu jabatan yang didasarkan pada penilaian terhadap seberapa besar karekteristik individu yang bersangkutan, sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh jabatan tersebut.
4.      Manajemen kinerja
Manajemen kinerja adalah suatu proses yang terjadi terus menerus berkaitan dengan fungsi-fungsi manajerial kinerja. secara tehnis program ini memang harus di mulai dengan menetapkan tujuan dan sasaran yaitu “kinerja dalam bentu apa dan yang seperti bagaimana yang ingin dicapai. Karena yang menjadi objek adalah kinerja manusia, maka bentuk yang paling umum tentunya adalah kinerja dalam bentuk produktifitas sumber daya manusia”.
5.      Pemberian Kompensasi.
                  Program kompensasi atau balas jasa umumnya bertujuan untuk kepentingan perusahaan, karyawan dan pemerintah. Supaya tujuan tercapai dan memberikan kepuasan bagi semua pihak, hendaknya program pemberian kompensasi didasarkan pada prinsif adil dan wajar.
6.      Pengembangan Karier.
                   Pengembangan karier adalah suatu kondisi yang menunjukan adanya peningkatan-peningkatan status seseorang dalam suatu organisasi dalam jalur karier yang telah ditetapkan  dalam organisasi yang bersangkutan.Sergiovani dan Staratt (casmiati, 2000:29) mengungkapkan konsep dasar pengembangan individu adalah pemerataan, akan tetapi diri personil yang sangat berperan, ditunjang oleh kesempatan yang tersedia dari lembaga, pada dasarnya pembinaan dan pengembangan staf yang berorientasi pada pertumbuhan dan perkembangan kemampuan personil. 
H.    Pendekatan Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan menggambarkan strategi manajemen yang digunakan STKIP Muhammadiyah untuk pengembangan sumber daya manusia yang ada diperguruan tinggi tersebut.
Sukmadinata (2010:72) menjelaskan mengenai penelitian deskriptif adalah   “suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun rekayasa manusia”. Dari kutipan tersebut jelaslah bahwa metodelogi penelitian deskriptif adalah  suatu bentuk  penelitian berusaha mengambarkan dan menginterpretasikan objek sesuai dengan apa adanya. Metode deskriptif ini adalah mencari teori bukan menguji teori, metode ini menitik beratkan pada observasi dan suasana alamiah. Sugiono (2007:15) juga menjelaskan mengenai metode penelitian kualitatif adalah “metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan dengan,  trianggulasi (gabungan), dan hasil penelitian lebih menekankan makna dari pada generalisasi”.
Sedangkan pengertian metodelogi deskriptif menurut Moleong (2010:6) adalah “penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang yang dialami oleh subjek penelitian”. Dalam penelitian ini peneliti berfungsi sebagai instrumen penelitian dan fokus perhatian ditujukan pada upaya memahami perilaku, sikap, pendapat, dan persepsi berdasarkan pandangan subjek yang diteliti. Oleh karena itu, pengumpulan data dan informasi dilakukan melalui kontak langsung dengan subjek penelitian serta peneliti berusaha menyatu dengan situasi dan fenomena yang diteliti.
Pada dasarnya penelitian kualitatif lebih mementingkan proses. Hal ini disebabkan oleh hubungan bagian-bagian yang sedang diteliti akan lebih jelas dan bermakna apabila diamati dalam proses.
I.       Subjek Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, sampel sumber data dipilih secara purposive dan dalam penelitian ini menggunakan teknik sample purposive yaitu informan yang dipilih berdasarkan pertimbangan bahwa informasi benar-benar terkait dengan permasalahan strategi manajemen sumber daya manusia STKIP Muhammadiyah Aceh Tengah secara menyeluruh. Bila dalam proses pengumpulan data mengenai strategi manajemen sumber daya manusia STKIP Muhammadiyah Aceh Tengah tidak muncul lagi atau ditemukan variasi informasi yang signifikan maka peneliti tidak lagi melanjutkan mencari informasi baru.
Informan adalah orang-orang yang banyak mengetahui dan memahami serta mau meluangkan waktunya untuk memberikan data-data yang dibutuhkan. Selain itu  mereka adalah orang-orang yang dapat dipercaya. Pada intinya yang akan menjadi subjek penelitian adalah orang-orang yang dianggap potensial dan memiliki informasi sekaligus mengenal masalah yang akan diteliti.
Para subjek penelitian ini terdiri dari unsur-unsur pimpinan terkait, dan beberapa dosen STKIP Muhammadiyah Aceh Tengah yang berhubungan langsung dengan kebijakan dalam upaya meningkatkan mutu dosen dan mutu lulusan, dengan unsur pimpinan STKIP Muhammadiyah Aceh Tengah sebagai informan kunci yang membuat kebijakan dan strategi dalam upaya meningkatkan mutu dosen dalam proses belajar mengajar pada STKIP Muhammadiyah Aceh Tengah.

J.      Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah untuk mendapatkan data.
Menurut Sugiono (2007:309) bahwa “dalam penelitian kualitatif, teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta (partisipan observation), wawancara mendalam (in depth interview), dokumentasi dan gabungan ketiganya atau triangulasi”.
Dari kutipan diatas jelas bahwa dalam penelitian kualitatif, teknik pengumpulan data yang biasa digunakan adalah, observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan studi kepustakaan. Maka dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:
1.      Observasi
Menurut Margono ( 2009:158) observasi diartikan sebagai “pengamatan sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian”. Dalam penelitian ini observasi (partisipan) yang dilakukan dalam bentuk berperan pasif, artinya peneliti hanya sebagai pengamat terhadap berbagai peristiwa yang terjadi dalam kegiatan objek yang diteliti.
Pelaksanaan observasi dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut :
a.       Observasi deskriptif, pada tahap ini, peneliti berupaya memperhatikan sebanyak mungkin objek yang akan diteliti, sehingga mendapatkan gambaran umum tentang situasi sosial yang menjadi objek penelitian.
b.      Observasi terfokus, pada tahap ini peneliti melanjutkan kegiatan observasi deskriptif yang lebih rinci tentang berbagai komponen yang ditemukan sebelumnya.
c.       Observasi terseleksi, pada tahap ini peneliti memilih dari sekian banyak komponen yang telah diketahui yang menjadi perhatian utama peneliti, kemudian dilanjutkan dengan pencarian data/informasi yang lebih lengkap dan mendalam. Selama melakukan observasi juga digunakan beberapa catatan lapangan tentang apa yang dilihat, didengar, dan dialami oleh personil.
2.      Wawancara
Karena tidak semua data yang dibutuhkan dapat diperoleh melalui kegiatan observasi maka digunakan alat pengumpul data yang lain yaitu berupa wawancara, baik secara formal maupun informal. Wawancara  formal dilakukan dengan pengaturan secara khusus, yaitu pada waktu tertentu, dilokasi yang telah direncanakan, dan melibatkan orang-orang yang diperkirakan dapat memberikan informasi yang dibutuhkan. Wawancara informal dilakukan tanpa suatu aturan khusus dan dapat dilakukan dimana saja,  kapan saja, dan dapat juga dalam suasana yang lebih santai.
3.      Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan penting yang sudah berlaku.  Dokumen dapat berbentuk tulisan,  gambar, maupun karya-karya monumental dari seseorang, dokumen yang dijadikan sumber data dalam penelitian ini adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan strategi manajemen SDM dosen STKIP Muhammadiyah Aceh Tengah.
4.      Triangulasi
Dalam teknik pengumpulan data,  triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Sugiono (2007:330) menyebutkan bahwa “triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama”. Dalam penelitian ini digunakan triangulasi teknik dan sumber yaitu melalui observasi partisipatif, wawancara mendalam dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serentak, karena pada dasarnya tujuan penelitian kualitatif bukan semata-mata mencari kebenaran, tetapi lebih pada pemahaman subjek terhadap dunia sekitarnya.
K.    Teknik Analisa Data
Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, maka perlu dilakukan pengolahan data atau analisis data dengan menggunakan perbandingan secara teoritis. Analisis data merupakan proses penyusunan data agar dapat ditafsirkan, dalam penelitian ini data dianalisis dengan menggunakan langkah-langkah yang dianjurkan oleh Mattew dan Micheal (Patilima, 2005:98) yaitu :

1.      Reduksi Data
Pada tahap reduksi kegiatan yang dilakukan adalah menelaah seluruh data yang telah dihimpun dari lapangan sehingga dapat ditemukan hal-hal pokok pada objek yang diteliti tersebut, kegiatan lain yang dilakukan adalah pengumpulan data atau informasi dari catatan hasil observasi, wawancara, dan studi dokumentasi serta mencari inti atau pokok-pokok yang dianggap penting dari setiap aspek temuan penelitian.
2.      Display Data
Setelah melakukan reduksi data, tahap selanjutnya adalah melakukan display (penyajian) data dengan kegiatan menampilkan informasi yang didapatkan melalui kegiatan reduksi. Kemudian informasi-informasi yang diperoleh baik melalui observasi maupun wawancara dihimpun dan diorganisasikan berdasarkan fokus masalah yang diteliti. Dari hasil display data inilah akan ditarik suatu kesimpulan sementara, yang kemudian dilanjutkan dengan kegiatan verifikasi (pembuktian kebenaran).

3.      Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
Langkah terakhir yang dilakukan dalam analisis data adalah menarik kesimpulan dn melakukan verifikasi  (pembuktian kebenaran) dengan cara trianggulasi data, sehingga diperoleh keabsahan (validity) hasil penelitian. Dalam kegiatan ini peneliti akan selalu memelihara sikap keterbukaan dan menghindarkan diri dari sikap skeptis, agar kesimpulan yang diambil dapat lebih rinci, mendalam, jelas (explicit), dan beralasan (grounded).
Berdasarkan kutipan diatas, jelaslah bahwa data yang telah dikumpulkan dilapangan tidak semuanya dipergunakan dalam hasil penelitian, akan tetapi diperlukan adanya kegiatan lebih lanjut yaitu analisis terhadap data yang meliputi kegiatan mengerjakan, menata, dan memilih data yang kemudian mencari pola atau yang lebih dikenal dengan tahapan reduksi, display, dan tahap verifikasi data.  

 
I.   Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri dengan menggunakan alat bantu buku catatan untuk memperjelas ketika wawancara dengan responden. Peneliti sebagai instrumen penelitian mempunyai daya penyesuaian diri dengan situasi yang berubah-ubah.
Dalam penelitian ini penulis juga menggunakan pedoman observasi, pedoman wawancara dan pedoman dokumentasi sebagai alat pengumpulan data dilapangan.
Ciri-ciri manusia sebagai instrument penelitian menurut Nasution (2006:55) adalah :
1. Peneliti sebagai alat peka dan rapat beraksi terhadap stimulus dari lingkungan yang harus diperkirakan bermakna.
2. Peneliti sebagai alat instrument dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan responden yang diteliti dan dapatmengumpulkan aneka macam data, sekaligus dapat digunakan untuk memperjelas suatu penelitian.
3. Tiap situasi dan kondisi merupakan suatu keseluruhan. Tidak ada suatu instrumen /alat berupa tes atau angket (questioner) yang dapat menggungkap keseluruhan situasi dan kondisi tersebut, kecuali manusia, maka peneliti dianggap sebagai instrument penelitian.
4. Suatu situasi dan kondisi yang melibatkan interaksi antar manusia tidak dapat dengan pengetahuan semata-mata. Untuk memahami tersebut perlu merasakannya, menyelaminya berdasarkan penghayatan panca indra kita.
5. Peneliti sebagai instrument dapat segera menganalisa data yang diperoleh dengan menafsirkannya.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pedoman observasi, pedoman wawancara dan pedoman studi dokumentasi sebagai alat pengumpul data dilapangan.


 
N.    DAFTAR PUSTAKA

Barthos, Basir (2009). Manajemen sumber daya manusia: Jakarta. Bumi aksara 
Fathoni, Abdurrahmat, (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. Rineka cipta.
Terry, George R. (2009). Prinsip –Prinsip Manajemen. Jakarta. Bumi Akasara       

Hamdani, ( 2011). Strategi  belajar mengajar. Bandung : Pustaka Setia.

Hikmat, (2009). Manajemen Pendidikan. Bandung : Pustaka Setia

Harun, cut zahri (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia.Yogjakarta : Pena       Persada

Herawan, Hartini, (2012). manajemen Pendidikan.  Bandung:  Alfabeta

Hasibuan, malayu,S.P   (2008) Manajemen sumber daya manusia. Jakarta: Bumi    aksara
Jusmaliani, (2011). Pengelolaan sumber daya insani. Jakarta : Bumi aksara
Moleong, Lexy, ( 2010). Metode Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya.           
Marwansyah, (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung. Alfabeta
Nasution, S (2006). Metode penelitian kualitatif. Bandung, Tarsito
Notoatmodjo, Soekidjo, (2009). Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta. Rineka Cipta.
Usman,Nasir. (2007). Manajemen Peningkatan Kerja Guru. Bandung. Mutiara Ilmu.
Siagian, sondang P, (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. Bumi Aksara. 

Syaodih, Nana Sukmadinata. 2010. Metode penelitian pendidikan. Bandung    Remaja rosdakarya.

Sadili, Samsuddin, (2006). Manajemen sumber daya .  Bandung : Pustaka Setia.

Sugiyono, (2007). Metodelogi penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif,             kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, (2013). Metode penelitian Kombinasi. Bandung : Alfabeta
Sugiyono , (2013). Cara mudah menyusun Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Bandung Alfabeta.
Siswanto, (2012). Pengantar manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.
Satori, djam’an  & Komariah, Aan, (2013). Methode Penelitian Kualitatif. Bandung. Alfabeta.
Wahyudi, Imam, (2012). Pengembangan pendidikan. Strategi Inovatif dan kreatif dalam Mengelola Pendidikan Secara Komprehensif. Jakarta. Prestasi Pustakaraya

PROPOSAL TESIS



 STRATEGI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA  
STKIP MUHAMMADIYAH ACEH TENGAH




OLEH :

ZUYYINA
NIM : 1209200050088


 

 

 








UNIVERSITAS SYIAH KUALA

PROGRAM PASCASARJANA

MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN

DARUSSALAM, BANDA  ACEH

2014